Longki Djanggola Gubernur Sulteng XIII
*HARI INI KPU PLENO PENETAPAN
PALU – Mantan Bupati Parigi Moutong, Longki Djanggola, dipastikan menjadi gubernur Sulteng terpilih, periode 2011-2016. Longki menjadi gubernur didampingi Sudarto sebagai wakilnya. Kepastian tersebut berdasarkan hasil rekapitulasi suara terakhir yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulteng, Sabtu (16/4).
Longki akan tercatat sebagai gubenur XII sejak Sulteng ditetapkan menjadi Provinsi Daerah Tingkat I tahun 1964. Secara berturut-turut gubernur Sulteng adalah Anwar GDM Basa Nan Kuning (1964-1968), Kol TNI Moh Yasin (1968-1973), Brigjen TNI AM Tambunan (1973-1978), Brigjen TNI Moenafri, SH (1978-1979), Kol TNI Eddy Djadjang Djayaatmadja (1979-1980).
Selanjutnya, Mayjen TNI H Eddy Sabara (1980-1981), Drs. Galib Lasahido (1981-1986), H Abd Aziz Lamadjido, SH (1986-1996), Brigjen TNI HB Paliudju (1996-2001), Prof (em) H Aminuddin Ponulele (2001-2006) dan Mayjen (Purn) HB Paliudju (2006-2011).
Berdasarkan hasil rekapitulasi menunjukan, perolehan suara pasangan yang akrab disebut Longki’S ini mengantongi suara di atas 50 persen dari seluruh pemilih di Sulteng yang menyalurkan hak suaranya. Meskipun Longki’S kalah di dua kabupaten, Donggala dan Buol namun kekalahan tersebut tidak signifikan.
Secara keseluruhan, jumlah suara yang diperoleh masing-masing kandidat berturut-turut, pasangan nomor urut satu Aminuddin Ponulele-Luciana Is Baculu (ADIL) meraih 206.353 (16,18%), pasangan Sahabuddin Mustapa-Faisal Mahmud (SAFA) memperoleh 115.527 (9,06%), pasangan Longki Djanggola-Sudarto (Longki’S) meraih suara fantastik 694.299 (54,43%), Rendy Lamadjido-HB Paliudju (RELA)148.209 (11,62%) dan pasangan nomor urut lima sekaligus peraih suara terendah, Achmad Yahya-Ma’ruf Bantilan (AY-MB) meraih 111.119 suara (8,71%).
Secara keseluruhan, perolehan suara sah para kandidat berasal dari 1.275.507, dari total 1,292.396 Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang tersebar di 11 kabupaten/kota di Sulteng. KPU mencatat, selisih dari total DPT dan jumlah pemilih yang menyalurkan aspirasinya, yakni 16.889 dinyatakan tidak sah atau tidak memilih.
Divisi Teknis KPU Sulteng, Muhammad Yasin Mangun menyatakan, hasil rekapitulasi tersebut sudah final, tidak ada lagi perubahan.“Hasil inilah yang akan ditetapkan pada pleno Senin (hari ini) nanti. Tidak ada perubahan,” singkatnya.
Ketetapan hasil tersebut ditandai dengan penandatanganan berita acara rekapitulasi (Model DC – KWK. KPU), yang melibatkan seluruh ketua dan anggota KPU Sulteng, ketua dan anggota Panitia Pengawas (Panwas) Provinsi Sulteng, dan saksi dari tim pemenangan pasangan calon. Dari semua tim pasangan calon, hanya tim pasangan ADIL yang tidak menandatangani berita acara tersebut. Mereka menyatakan menolak hasil pleno dan akan menggugat KPU ke Mahkamah Konstitusi (MK). (RIFAY)
--------------------------------------------------------------------------------------
*HARI INI KPU PLENO PENETAPAN
PALU – Mantan Bupati Parigi Moutong, Longki Djanggola, dipastikan menjadi gubernur Sulteng terpilih, periode 2011-2016. Longki menjadi gubernur didampingi Sudarto sebagai wakilnya. Kepastian tersebut berdasarkan hasil rekapitulasi suara terakhir yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulteng, Sabtu (16/4).
Longki akan tercatat sebagai gubenur XII sejak Sulteng ditetapkan menjadi Provinsi Daerah Tingkat I tahun 1964. Secara berturut-turut gubernur Sulteng adalah Anwar GDM Basa Nan Kuning (1964-1968), Kol TNI Moh Yasin (1968-1973), Brigjen TNI AM Tambunan (1973-1978), Brigjen TNI Moenafri, SH (1978-1979), Kol TNI Eddy Djadjang Djayaatmadja (1979-1980).
Selanjutnya, Mayjen TNI H Eddy Sabara (1980-1981), Drs. Galib Lasahido (1981-1986), H Abd Aziz Lamadjido, SH (1986-1996), Brigjen TNI HB Paliudju (1996-2001), Prof (em) H Aminuddin Ponulele (2001-2006) dan Mayjen (Purn) HB Paliudju (2006-2011).
Berdasarkan hasil rekapitulasi menunjukan, perolehan suara pasangan yang akrab disebut Longki’S ini mengantongi suara di atas 50 persen dari seluruh pemilih di Sulteng yang menyalurkan hak suaranya. Meskipun Longki’S kalah di dua kabupaten, Donggala dan Buol namun kekalahan tersebut tidak signifikan.
Secara keseluruhan, jumlah suara yang diperoleh masing-masing kandidat berturut-turut, pasangan nomor urut satu Aminuddin Ponulele-Luciana Is Baculu (ADIL) meraih 206.353 (16,18%), pasangan Sahabuddin Mustapa-Faisal Mahmud (SAFA) memperoleh 115.527 (9,06%), pasangan Longki Djanggola-Sudarto (Longki’S) meraih suara fantastik 694.299 (54,43%), Rendy Lamadjido-HB Paliudju (RELA)148.209 (11,62%) dan pasangan nomor urut lima sekaligus peraih suara terendah, Achmad Yahya-Ma’ruf Bantilan (AY-MB) meraih 111.119 suara (8,71%).
Secara keseluruhan, perolehan suara sah para kandidat berasal dari 1.275.507, dari total 1,292.396 Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang tersebar di 11 kabupaten/kota di Sulteng. KPU mencatat, selisih dari total DPT dan jumlah pemilih yang menyalurkan aspirasinya, yakni 16.889 dinyatakan tidak sah atau tidak memilih.
Divisi Teknis KPU Sulteng, Muhammad Yasin Mangun menyatakan, hasil rekapitulasi tersebut sudah final, tidak ada lagi perubahan.“Hasil inilah yang akan ditetapkan pada pleno Senin (hari ini) nanti. Tidak ada perubahan,” singkatnya.
Ketetapan hasil tersebut ditandai dengan penandatanganan berita acara rekapitulasi (Model DC – KWK. KPU), yang melibatkan seluruh ketua dan anggota KPU Sulteng, ketua dan anggota Panitia Pengawas (Panwas) Provinsi Sulteng, dan saksi dari tim pemenangan pasangan calon. Dari semua tim pasangan calon, hanya tim pasangan ADIL yang tidak menandatangani berita acara tersebut. Mereka menyatakan menolak hasil pleno dan akan menggugat KPU ke Mahkamah Konstitusi (MK). (RIFAY)
--------------------------------------------------------------------------------------
KISRUH PILBUP BANGGAI
Alkhairaat Minta Semua Pihak Manahan Diri
PALU - Pengurus Besar (PB) Alkhairaat turut prihatin dengan kondisi ketertiban dan keamanan di Banggai, paska Pilkada, akhir-akhir ini. Olehnya PB Alkhairaat mengimbau kepada seluruh warga Banggai untuk menahan diri.
“Kami meminta agar seluruh masyarakat yang ada di kabupaten tersebut untuk bisa menahan diri, kita berharap daerah ini aman dan damai seperti sebelumnya,” kata Ketua Umum PB Alkhairaat, Habib Sayid (HS) Ali Bin Muhammad Aljufri kepada Media Alkhairaat, Sabtu (16/4).
Ia mengatakan, semua yang terjadi tersebut adalah disebabkan ambisi belaka. Olehnya itu, ambisi itupun mesti dihilangkan dari perasaan, dan lebih mengutamakan kedamaian.
Habib Ali berharap, agar semua pihak taat pada hukum yang berlaku. Jikalau ditemukan ada yang melanggar, dan memiliki bukti kuat atas pelanggaran tersebut, maka adukan ke pihak berwenang.
“Ada jalur tertentu untuk menyelesaikan persoalan ini, bukan dengan kekerasan. Di negara kita ada lembaga-lembaga yang menangani hal tersebut. Serahkan semuanya pada proses hukum yang berlaku,” imbunya.
Ia juga berharap, pengurus Alkhairaat yang ada di daerah Banggai untuk turut andil dalam menjaga kestabilan dan keamanan. Tak dibenarkan pula jika pengurus Alkhairaat malah turut dalam instabilitas ini.
Ketua KPU Banggai, Asis Harianto mengaku, saat ini kondisi Banggai sudah kondusif. Namun untuk mengamankan surat suara yang sudah tercoblos, maka surat suara itu disimpan di dalam tiga buah container.
“Masing-masing kuncinya dipegang Kapolres Banggai, Ketua Panwas dan Ketua KPU,” katanya.
Pada bagian lain, Ketua Komite Pimpinan Kota Partai Rakyat Demokratik (KPK PRD Kota Palu), Suaib M. Akiar melalui rilisnya mengatakan, masalah yang terjadi di Kota Luwuk seperti adanya aksi demonstrasi massa serta kasus pemukulan salah satu pengusaha, Murad Husain adalah salah satu hal yang harus menjadi sebuah pembelajaran baik KPUD, maupun KPU Provinsi Khususnya di Sulawesi Tegah.
Kasus tersebut merupakan buntut dari pelaksanaan Pemilihan Bupati (Pilbup) Kabupaten Banggai beberapa waktu lalu.
”Dari kasus ini terkesan bahwa KPU tidak bekerja secara profesional, khususnya dalam melakukan pendataan pemilih tetap,” kata Akiar
Kata dia, pengepungan yang terjadi dan menimbulkan isu SARA adalah sebuah pemutasian isu yang dilakukan karena ada sebuah kepentingan yang coba untuk di mainkan oleh pengusaha lokal.
”Dari semua pasagan kandidat disana, yang mampu melakukan manuver politik di tingkatan nasional, ada kekuatan yang coba dimainkan pengusaha lokal,” tambahnya.
PRD juga menilai, sengketa politik yang terjadi sepertinya sengaja didiamkan pihak KPU. Padahal, kisruh politik ini berawal dari adanya kecurangan yang begitu nyata.
(NANANG/RIFAY)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar