SUARA REDAKSI
Bersatu Bersama Sumpah Pemuda
JUMAT akhir pekan lalu, Bangsa
Indonesia merayakan peringatan Sumpah Pemuda ke-83. Ada pelbagai cara dan
tingkah dalam merayakannya. Di Palu, dan beberapa tempat di Sulawesi Tengah,
peringatan ini dirayakan unjukrasa para mahasiswa dan aktivis pemuda serta LSM.
Pelbagai isu diangkat, diantaranya sejumalah isu lokal Sulteng. Mulai konflik
Sigi hingga penyelesaian kasus Buol. Besar harapan, momentum Sumpah Pemuda
menjadi titik balik penyelesaian persoalan-persoalan itu ke arah yang tepat.
Sumpah Pemuda adalah kontrak sosial
atau kontrak politik bersejarah , yang telah dibuat secara khidmat bersama-sama
oleh angkatan muda dari berbagai golongan suku, agama, aliran politik.
Aspek-aspek penting inilah yang harus kita camkan bersama-sama dalam hati kita
masing-masing, ketika dewasa ini negara dan bangsa kita sedang menghadapi
berbagai krisis. Sebab, kecenderungan-kecenderungan negatif sudah makin
terdengar di sana-sini, yang bisa membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa
kita. Sebagai akibat politik pemerintahan Orde Baru, telah muncul permusuhan
dan pertentangan suku, agama, dan aliran politik.
Pelaksanaan otonomi daerah telah
disalahgunakan oleh para oknum korup dan anti-rakyat di banyak daerah. Sumpah Pemuda
mengingatkan kita semua bahwa Indonesia ini adalah milik kita bersama, tidak
peduli dari kalangan agama atau suku yang mana pun, atau dari kalangan aliran
politik yang bagaimana pun. Sumpah Pemuda telah meng-ikrarkan bahwa kita adalah
satu bangsa, satu tanah-air dan satu bahasa. Tetapi, Sumpah Pemuda hanya bisa
betul-betul dihayati atau dipatuhi, kalau semua merasa mendapat perlakuan yang
adil.
Sumpah Pemuda hanya bisa betul-betul
diakui atau ditaati secara bersama dengan sepenuh hati, kalau semua merasa
dihargai setara. Adalah pengkhianatan terhadap Sumpah Pemuda, kalau ada
golongan yang mau memaksakan secara sewenang-wenang fahamnya. Sumpah Pemuda
mengingatkan kita semua, bahwa di Indonesia tidak boleh ada golongan yang
merasa ditindas, dianak-tirikan, dikucilkan, atau diabaikan.
Dalam perjuangan panjang dan
berliku-liku untuk merebut kemerdekaan nasional, Sumpah Pemuda telah merupakan
senjata yang ampuh bagi banyak golongan. Dan dalam perjuangan panjang ini telah
gugur banyak orang, dan banyak pula yang telah mengorbankan sebagian dari hidup
mereka dalam penderitaan. Sekarang ini, setelah bangsa kita sudah merdeka,
Sumpah Pemuda masih perlu kita kibarkan terus, dalam menghadapi berbagai
persoalan nasional maupun internasional.
Kita semua sedang menghadapi
berbagai akibat globalisasi ekonomi dan globalisasi komunikasi. Kita juga
sedang menghadapi berbagai dampak dari aksi-aksi terorisme, baik yang dilakukan
di tingkat nasional maupun internasional. Kita semua perlu tetap mengibarkan
panji-panji Sumpah Pemuda, dalam menghadapi berbagai prahara politik, sosial
dan ekonomi, yang mungkin akan muncul lebih serius di masa datang.
Dengan semangat dan jiwa asli Sumpah
Pemuda yang dicetuskan dalam tahun 1928, kita perlu berusaha bersama-sama untuk
menjadikan Indonesia yang berpenduduk 238 juta orang ini sebagai milik kita
bersama. Indonesia adalah untuk semua golongan, yang merupakan berbagai
komponen bangsa.