Jumat, 04 November 2011

Polisi Penembak Warga Dihukum 6 Tahun Penjara



Briptu Muhamad Idris alias Idris, FOTO: MAL/MOHAMAD HAMZAH
PALU - Pengadilan Negeri Palu Sulawesi Tengah, Kamis sore, menjatuhi hukuman enam tahun penjara terhadap seorang anggota kepolisian yang bertugas di Mapolda Sulawesi Tengah, Brigadir Polisi Satu (Briptu) Muhamad Idris alias Idris (40). Putusan tersebut lebih rendah dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum yang sebelumnya menuntut terdakwa delapan tahun penjara.

Idris divonis dalam kasus penembakan seorang warga bernama Muhamad Fery alias Fery (21) di Jalan Teluk Tolo Kecamatan Palu Selatan, Sabtu malam tanggal 16 April silam. Korban tewas seketika setelah diterjang peluru yang mengenai lengan kanan dan menembus dadanya.

Majelis hakim yang diketuai, Elfian dan didampingi dua anggota hakim lainnya menyatakan terdakwa terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana dalam Pasal 338 KUHPidana tentang pembunuhan.

Dikatakan majelis hakim, hukuman yang dijatuhkan kepada terdakwa telah melalui pertimbangan. Dari segi memberatkan, perbuatan terdakwa telah menghilangkan nyawa orang lain dan membuat keluarga korban kehilangan sandaran hidup.

Sementara dari segi meringankan, terdakwa melepas tembakan setelah terlebih dahulu diserang, bersikap sopan selama persidangan, menyesali perbuatannya, masih memiliki tanggungan keluarga serta telah memberikan santunan kepada keluarga korban.

Hukuman yang dijatuhkan majelis hakim tersebut lebih rendah dibanding tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU), Zainal Abidin sebelumnya. Dimana dalam tuntutannya, JPU melayangkan tuntutan hukuman pidana penjara selama delapan tahun kepada terdakwa.

Atas putusan itu, terdakwa yang hadir dengan didampingi penasehat hukumnya, Hamka mengaku masih menyatakan pikir-pikir, apakah akan menerima putusan itu atau mengajukan banding.

Senada dengan pihak terdakwa, JPU juga masih enggan memastikan apakah pihaknya akan menerima putusan itu atau mengajukan banding. "Saat ini masih pikir-pikir, namun kalau nantinya terdakwa banding, kita akan banding juga," tandas Zainal Abidin.

Sementara suasana persidangan mendapat pengawalan ketat dari pihak kepolisian. Sejumlah anggota polisi bersenjata laras panjang mengawal jalannya persidangan. Sidang berlangsung selama dua jam lebih.

usai pembacaan vonis tersebut, terdakwa langsung digiring petugas ke mobil tahanan Kejaksaan Negeri (Kejari) Palu dan langsung dibawa kembali menuju Rumah Tahanan Kelas II A Palu. (Media alkhairaat), edisi, jum'at. 4/11/2011

PENEMBAKAN WARGA SIGI : Keluarga Tuntut Penembak Dipecat PALU – pihak keluarga almarhum Erik alias Heri, Warga Pakuli yang menjadi korban tewas karena tertembak polisi saat bentrokan warga di desanya, menuntut agar oknum pelakunya dipecat dari institusi Polri.

    "Tuntutan kami adalah meminta pelakunya harus dipecat dari keanggotaan Polri," kata Cici, istri almarhum Erik kepada wartawan di Palu usai pertemuan dengan Kapolda Sulteng Brigjen Pol Dewa Parsana di Mapolda, Kamis.
    Cici yang didampingi sejumlah adik ipar dan pamannya itu meminta Kapolda agar merealisasikan pernyataannya yang akan menindak tegas anggotanya yang terlibat dalam kasus penembakan tersebut.    Selain keluarga korban, pertemuan itu dihadiri Ketua Dewan Adat Kabupaten Sigi Abdul Bari Datu Pamusu dan sejumlah tokoh masyarakat setempat.
     Sementara itu, Kapolda Dewa Parsana mengaku serius untuk menangani kasus penembakan tersebut. Namun hal itu melalui proses atau tahapan-tahapan prosedur Polri dan membutuhkan waktu yang tidak singkat.
    Untuk itu, Kapolda berharap kepada seluruh masyarakat Sigi, khususnya di Pakuli agar tidak mudah terprovokasi dengan ulah oknum yang sengaja ingin mengacaukan situasi keamanan yang makin kondusif ini.
    Pelaksana Harian Kepala Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Sulteng Kompol R Bambang Surjadi mengatakan sudah ada 18 anggota Polres Donggala sebagai terperiksa terkait tewasnya Erik.     Penetapan polisi sebagai terperiksa itu berdasarkan hasil pemeriksaan petugas Propam Polda Sulteng yang dilakukan dalam beberapa pekan terakhir. (Media Alkhairaat) edisi, jum;at, 4/11/2011

DEMO KASUS TIAKA - Sejumlah mahasiswa dihadang aparat kepolisian ketika berusaha masuk ke dalam kantor DPRD Sulawesi Tengah, Kamis (3/11).


 
FOTO : MAL/MOHAMAD HAMZAH
PALU - Aksi demo mahasiswa yang tergabung dalam Persatuan Pemuda Pelajar Mahasiswa Indonesia Bungku tersebut menuntut agar seluruh tersangka dalam kasus kerusuhan antara warga dan aparat yang terjadi di Ladang minyak Tiaka, Kabupaten Morowali, dibebaskan. (Media Alkhairaat) edisi, Jum'at, 4/11/2011.