MUSDA KAMMI SULTENG
HS Ali Dewan Penasehat, Ali Hamid Ketua Umum
PALU- Pengurus Daerah (PD) Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia Sulawesi Tengah (KAMMI Sulteng) menggelar Musyawarah Daerah (Musda) Ke-5, Sabtu-Ahad (16-17/4). Musda ini menghasilkan Habib Sayed (HS) Ali Bin Muhammad Aljufri sebagai salah satu Dewan Penasehat KAMMI Sulteng, dan Ali Hamid sebagai Ketua Umum PD KAMMI Sulteng.
“Agenda utama Musda adalah pemilihan Ketua Umum KAMMI, kemudian menentukan anggota Dewan Penasehat dan anggota Majelis Permusyawaratan Daerah (MPD),” kata anggota MPD terpilih, Ivan Setiadi, yang juga mantan Ketua PD KAMMI Sulteng sebelumnya.
Menurutnya, ini adalah Musda yang kedua kalinya mengagendakan penentuan Dewan Penasehat, namun baru periode ini KAMMI Sulteng mendapatkan orang yang tepat sebagai Dewan Penasehat. Setelah melakukan pendekatan dengan Ketua Umum PB Alkhairaat HS Ali Aljufri, HS Ali siap untuk menjadi Dewan Penasehat PD KAMMI Sulteng.
Ia mengatakan lagi, Dewan Penasehat memiliki peran yang sangat fital dalam organisasi. Sebab, KAMMI adalah organisasi yang mengutamakan Alqur’an dan Sunnah dalam gerakannya. Maka untuk bergerak, KAMMI harus memiliki dewan penasehat yang memiliki ilmu syariah.
“Habib Ali, Dewan Penasehat KAMMI dalam bidang syariah. Sebab masih ada dewan penasehat lain, seperti bidang ekonomi, bidang politik, bidang sosial dan lainnya. Namun saat ini, kami baru memutuskan satu orang yaitu Habib Ali. Karena diantara yang lain, Habib sudah siap. Karena bagi kami yang paling penting adalah dalam bidang syariah,” kata Ivan lagi.
Selanjutnya, PD KAMMI bersama MPD KAMMI akan mengagendakan silaturahim rutin dengan Habib Ali. Hal ini untuk memintah taujih (pengarahan) kepada KAMMI.
Sebelumnya Habib Ali dalam pembukaan Musda KAMMI, ia mengatakan, dirinya siap untuk menjadi Dewan Penasehat KAMMI. Ia mengaku, sangat apresiatif jika ada kelompok pemuda menjadikannya sebagai dewan penasehat.
“Tadi saya berbicara denga Ketua KAMMI (Ivan Setiadi), dia menanyakan bagaiamana kalau saya jadi dewan penasehat KAMMI. Saya sendiri siap dijadikan penasehat dari KAMMI, saya lebih suka dengan para pemuda,” kata Habib Ali dalam taujihat Pembukaan Musda KAMMI, Sabtu (16/3), disambut takbir aktivis KAMMI Sulteng.
Dalam sambutannya itu, habib juga memotivasi mahasiswa KAMMI untuk bergerak dalam dakwah dan perbaikan umat. Pergerakan itu, katanya, sesuai pada Alqur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW.
Sementara itu, Ketua Umum KAMMI yang terpilih Ali Hamid mengatakan, dirinya siap pula mengemban amanah ini. Ia bertekad, untuk melakukan kaderisasi, konsolidasi massif dan ekspansi dakwah.
Ali Hamid terpilih menjadi Ketua KAMMI Sulteng, setelah proses syuro dengan calon lainnya, yaitu Sopan Sopian, Kaharudin Asshoya dan Radinal Ramadhan. (NANANG)
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Banyak Madrasah Belum Miliki Master Plan
PALU- Dalam pembangunan maupun rehabilitasi gedung, rata-rata madrasah di Sulawesi Tengah belum memiliki master plan. Hal itu diketahui saat kunjungan kerja Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tengah ke Kemenag Kabupaten dan Kota se Sulawesi Tengah yang berakhir di Buol dan Tolitoli. Dua kabupaten tersebut dikunjungi dalam waktu hampir bersamaan, tanggal 13 hingga 15 April 2011.
Kakanwil Kemenag Sulteng, H Mohsen Alidrus, mengunjungi MIN, MTsN dan MAN di masing-masing daerah. Kakanwil mencermati masalah pemutuan madrasah, Kakanwil didampingi Kabid Mapenda Drs. Firmansyah, M.Pd menemukan tiga permasalahan madrasah secara fisik, yakni lemahnya penataan, perencanaan, dan pengawasan.
Disimpulkan, dalam pembangunan maupun rehabilitasi gedung, rata-rata madrasah yang dikunjungi belum memiliki master plan. Akibatnya pihak madrasah sulit melakukan pengembangan dan penataan madrasah.
MAN Tolitoli misalnya, memiliki lahan luas, tetapi tidak tertata dengan baik. Belum lagi mereka dihadapkan pada masalah tanah yang berawa. Oleh karena itu, Kakanwil Kemenag mengintruksikan Kepala MAN Tolitoli untuk melibatkan tenaga ahli untuk merancang master plan lengkap dengan amdalnya. Langkah MAN Tolitoli ini diharapkan diikuti madrasah lain di Sulawesi Tengah, karena master plan berguna untuk pengembangan madrasah dalam jangka 20 hingga 30 tahun kedepan.
Di Kabupaten Buol, MTsN Biau dan MIN Buol yang dikunjungi juga memiliki masalah hampir serupa. Pembangunan dan rehabilitsi gedung dinilai terlaksana tanpa perencanaan dan pengawasan yang baik. Akibatnya di sana-sini terlihat tiang dalam jumlah banyak dan berukuran besar. Kakanwil mengharapkan pimpinan madrasah selaku kuasa pengguna anggaran agar jeli dalam menetapkan pemenang tender.
“Jangan sampai konsultan perencana dan pengawas satu group dengan pemenang tender. Mereka bisa main mata dan mudah baku atur,” kata Mohsen.
Selain menghadiri raker dan kunjungan kerja ke madrasah, Kakanwil Kemenag Sulteng bersama rombongan juga melakukan launching program Gerakan Masyarakat Magrib Mengaji (GM3) yang akronimnya kini diubah menjadi Gemmar Mengaji. Di Buol acara dilaksanakan di masjid Al Ikhlas, sementara di Tolitoli digelar di Masjid Jami. (Humas Kemenag Sulteng)
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Harlah ke-77, GP Ansor Khitanan Massal
SIGI –Pengurus Cabang (PC) Gerakan Pemuda Ansor Sigi menggelar khitanan massal, Ahad kemarin. Khitanan massal ini merupakan bagian dari kegiatan GP Ansor Sulteng, dalam rangka Hari Lahir (Harlah) GP Ansor ke-77 Nasional.
Kegiatan yang dilaksanakan, di Klinik Kesehatan Barindo di Desa Kabobona Kecamatan Dolo ini, dihadiri Bupati Sigi Aswadin Randalembah dan Ketua Tanfiziah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sulawesi Tengah KH Mohsen Alidrus.
Aswadin dalam amanahnya mengaku, dirinya sangat merespon apa yang dilakukan oleh organisasi kepemudaan di daerah ini. “Saya berharap ini tetap berlanjut dan dapat bersinergi dengan pemerintah daerah, apalagi ini tujuannya baik dan diharapkan GP Ansor dengan dua tujuannya, yakni sosial kemasyarakatan serta keagamaan, untuk bisa menggerakan masyarakat untuk lebih baik,”ujarnya.
Bupati juga menegaskan, Kabupaten Sigi mempunyai moto berbudaya dan beradat. Maka dalam hal itu, terkandung nilai-nilai keagamaan, diantaranya masyarakat dianjurkan saling membantu dan menghormati.
Sementara Ketua PWNU Sulteng KH Mohsen mengatakan, GP Ansor adalah bagian yang tidak terpisahkan dengan NU itu sendiri. Begitupun dengan sejumlah OKP yang dibawah garis NU. Namun yang diharapkan dalam hal ini, setiap kegiatan, tidak bisa terlepas dengan pemerintah.
“Sinergi inilah yang diperlukan, sehingga apapun itu dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang dilakukan oleh pemerintah. Bukan hanya menjadi tugas pemerintah saja akan tetapi semua komponen khususnya OKP, sehingga apa yang menjadi tujuan dapat dicapai dengan baik,” kata Kepala Kantor Wilayah Kemenag Sulteng ini.
Ketua GP Ansor Sulteng Sahran Raden menyatakan, terdapat dua hal yang penting dalam kegiatan Harlah GP Ansor ini. Dua yang sangat penting itu yakni gerakan sosial kemasyarakatan dan keagamaan.
Dalam hal ini peran keduanya tidak bisa dipisahkan, sebagai muslim yang berkiblat pada Alqur’an dan sunah Rasululllah SAW meyakini, setiap manusia perlu menyucikan diri dalam kehidupannya. Sebab manusia yang mendekat Tuhannya, memerlukan diri yang bersih.
“Salah satu pensucian diri itu adalah khitan dan hal tersebut hukumnya wajib bagi setiap kaum muslim pria khususnya, sebab didalam itu terdapat kotoran yang perlu dikeluarkan, kaitan dengan kegiatan ini GP.Ansor ingin menyentuh masyarakat yang belum melakukan khitan khususnya kaum duafa, olehnya kedua pesan sosial dan keagamaan ini adalah roh”kata Sahran.
Sementara menurut Ketua PC GP Ansor, As’ad Latopada , pada Mei mendatang GP Ansor akan menggelar bakti sosial, di Kulawi. Ini merupakan bentuk kepedulian GP Ansor terhadap kaum dhuafa. (Hady)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar