Rabu, 01 Juni 2011

HEADLINE


Penembakan Polisi
Polisi Geledah Rumah Ahmad Ridwan

* Pelaku Diduga Jaringan Abu Tholut

POSO - Detasemen Khusus 88 Mabes Polri, Selasa (31/5) menggeledah rumah Ahmad Ridwan di Lorong Family, Kelurahan Sayo, Kecamatan Poso Kota Selatan, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Ahmad Ridwan disebut-sebut polisi terlibat dalam jaringan penembakan polisi di Pos Bank BCA Palu, Rabu pekan lalu.
Penggeledahan yang sangat rahasia itu dilakukan Tim Densus ke rumah Ahmad Ridwan sekitar pukul 16.30 WITA. Polisi didampingi sejumlah tokoh agama setempat Ustad. H. Ahmad Jabir yang juga  keluarga Ahmad Ridwan. Penggeledahan berlangsung selama lebih dari satu jam yang dilakukan beberapa Anggota Densus 88 dan Serse Polres Poso menggunakan empat mobil.
Kehadiran Tim Densus di rumah Ahmad Ridwan yang padat tersebut sempat mengundang perhatian warga. Namun, kebanyakan warga hanya melihat-lhat dari luar rumah dan berkumpul tepi jalan Trans Sulawesi, tidak sampai bereaksi seperti pada masa tahun 2000-2008 saat penggeledahan rumah-rumah penduduk.
Menurut Ustad. H. Jabir,  Tim Densus 88 Mabes Polri sebelum menggeledah rumah Ahmad Ridwan, berkoordinasi dengan pihak keluarga. Mereka memberi izin kepada polisi untuk menggeledah rumah Ahmad Ridwan.
Mengutip polisi, Ustad. H. Jabir menyebutkan, penggeledahan barang-barang Ahmad Ridwan dilakukan untuk penyelidikan terkait penembakan polisi di Palu yang dilakukan kelompok Harianto alias Anto yang telah ditangkap polisi.
Dari pengakuan Anto kepada polisi, Anto meminta isterinya Dewi alias Ainun Mardiah untuk menitip beberapa barang miliknya kepada  Ahmad Ridwan. Tapi oleh Ainun, meminta Nur Afni, isteri Ahmad Ridwan yang juga adiknya untuk menitip barang-barang milik suaminya itu.
“Beberapa barang yang disita polisi dari rumah Ahmad Ridwan adalah beberapa berkas dan catatan termasuk peta Kota Poso, Sulewana, Poso Pesisir dan Bumboyo,” kata Ustad. H. Jabir.
Ustad Jabir tidak merasa terbebani setelah semua berkas yang dianggap ilegal itu telah disita. Dirinya dan keluarga juga memberi kesempatan kepada polisi untuk memeriksa Ahmad Ridwan agar semua persoalan yang membelit dirinya terkait jaringan penembakan polisi segera terungkap sehingga pihak keluarga juga tidak lagi diliputi keresahan.
 Ahmad Ridwan hingga kini masih menjalani pemeriksaan di Mapolres Poso. Ia diperiksa bersama isterinya Nur Afni dan Ainun Mardiah, isteri Harianto.
Sebelumnya, Kapolres Poso AKBP Pulung Rahmadianto mengatakan, polisi menyita 32 butir amnunisi dari tangan Ahmad Ridwan yang ditanam di tengah kebun cokelat. Amunisi itu, menurut Polisi, milik Harianto yang dititip kepada Ahmad Ridwan.
Dari Jakarta, Tempointeraktif melaporkan, polisi tengah menelusuri keterkaitan aksi penembakan polisi di Palu dengan keberadaan kelompok Abu Tholut. "Sedang diselidiki," ujar Kepala Bidang Penerangan Umum Mabes Polri, Komisaris Besar Boy Rafli Amar, kemarin.
Imron Baihaqi alias Abu Tholut merupakan panglima Jamaah Anshorut Tauhid. Mantan kombatan Afghanistan yang pernah menembak jatuh helikopter Rusia itu diringkus pada Desember tahun lalu bersama sejumlah rekannya.
Abu Tholut dikenal erat dengan Abu Bakar Ba'asyir. Hubungan ini  disimpulkan setelah polisi menemukan fakta tentang pemberian dana melalui Haris Amir Falah di kantor JAT Pejaten untuk operasional latihan para-militer di Jalin Jantho, Nangro Aceh Darussalam.
Pelatihan para-militer itu merupakan cikal pendirian Al-Qaidah Serambi Mekkah, yang di dalamnya terdapat sejumlah nama seperti Dulmatin dan Abdullah Sunata. Gerakan mereka juga berada di balik aksi perampokan Bank CIMB Niaga yang dipimpin Toni Togar.
Dugaan keterlibatan kelompok teroris disimpulkan setelah polisi menemukan sejumlah bahan baku pembuat bom di rumah Hariyanto, satu dari dua tersangka kasus penembak polisi di Bank BCA Kota Palu, Sulawesi Tengah, yang berhasil diciduk petugas.
Hasil penelusuran menyimpulkan keterlibatan adik ipar Hariyanto berinisial AR yang berhasil diciduk kemarin malam di daerah Poso. Ia diduga ikut menyimpan sejumlah amunisi yang digunakan pelaku untuk membunuh petugas kepolisian. "Ada 20 butir peluru dan senjata api laras panjang yang ia sembunyikan," kata Boy. (BANDI)