Senin, 18 April 2011

LINTAS EKONOMI

Hutan Desa dan HKm Bisa Dijadikan Tapak REDD
PALU - Mungkin ini bisa menjadi satu alternatif bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam implementasi program Reducing Emission from Forest Deforestation and Degradation (REDD)+, atau program yang berupaya untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang disebabkan perubahan fungsi hutan dan penurunan kwalitas hutan, pada 2012 nanti.
Jika sebelumnya banyak kekhawatiran tentang minimmya partisipasi dan keterlibatan masyarakat dalam program tersebut, maka kini kekhawatiran itu bisa dijawab. Hutan Desa (HD) dan Hutan Kemasyarakatan (HKm) bisa jadi alternatifnya.
Haryadi Himawan, Direktur Bina Perhutanan Sosial Kementrian Kehutanan RI, dalam pemaparan materinya pada Workshop Media yang membahas tentang hutan kemasyarakatan dan REDD+, akhir pekan lalu di Hotel Santika Bogor Jawa Barat, mengatakan, kedua kategori hutan tersebut bisa menjadi tapak REDD (lahan yang akan dihitung jumlah karbonnya), yang dikelola masyarakat.
“Hutan kemasyarakatan itu adalah hutan negara yang bisa dimanfaatkan untuk pemberdayaan masyarakat setempat (di sekitar wilayah hutan-red) dan belum dibebani izin hak. Sedangkan hutan desa adalah hutan negara yang dikelola oleh desa dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan desa, tapi belum dibebani izin hak,” jelasnya.
Karena tujuannya untuk kelestarian hutan, maka untuk pengolahan kayu dalam dua kategori hutan tersebut masih dibatasi, kecuali mempunyai Izin Usaha Pengolahan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) HKm dan IUPHHK HD.
Kata dia, kedua hutan tersebut harus diusulkan oleh masyarakat di wilayah sekitar hutan melalui kelembagaan mereka sendiri. Sementara untuk masuk dalam skema REDD+, masyarakat berhak menentukannya sendiri.
“Ini adalah peluang, tapi akan tergantung pada masyarakat. Apakan mau atau tidak,” katanya.
Untuk pengelolaan HD dan HKm sendiri kata dia, kegiatan yang diperbolehkan di anatarnya adalah pemanfaatan kawasan, pengelolaan lingkungan dan pemanfaatan hasil hutan bukan kayu.
Di Sulteng sendiri menurut Kepala Dinas Kehutanan Sulteng, Nahardi, sudah ada 1 hutan desa dan 2 hutan HKm. “Hutan desa ada yang baru diferiviksi,yakni di Desa Namo, Kecamatan Kulawi Kabupaten Sigi. Luasnya kurang lebih 490 hektar,” katanya.
Sementara untuk HKm kata dia, ada di Desa Nambo Kabupaten Banggai dengan luas kurang lebih 500 hektar, dan di Kecamatan Pipikoro Kabupaten Sigi seluas kurang lebih 2.184,69 hektar. Ia menambahkan, saat ini ada beberapa kabupaten yang mengusulkan dan difasilitasi oleh Badan Pengelola Daerah Aliran Sungai (BP DAS) Palu-Poso. (Sahril)
------------------------------------------------------------

Pemerintah Diminta Proteksi Ekspor Rotan
PALU- Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah diminta untuk memproteksi ekspor maupun pengiriman rotan antarpulau, sebab dikhawatirkan saat daerah ini siap mengekspor furnitur rotan justru kekurangan bahan baku.
"Iya. Itu kekhawatiran kita, saat daerah ini sudah siap ekspor mebel rotan, kita justru akan kesulitan bahan baku," kata Nurul Ratnawati, salah seorang pengrajin industri mebel rotan di Palu, Ahad (17/4).
Dia mengatakan, ancaman akan berkurangnya pasokan rotan di daerah ini tidak saja akibat perambahan rotan untuk kebutuhan industri tetapi juga akibat dari meluasnya pembukaan lahan industri perkebunan lainnya seperti perkebunan sawit dan kakao.
Meski Sulteng masih memimpin pasar produksi rotan terbesar di Indonesia, katanya, tetapi tidak menutup kemungkinan kawasan pertumbuhan rotan akan semakin sempit dan sewaktu-waktu bisa kehabisan bahan baku.
"Sementara untuk budi daya rotan baru bisa dipanen pada usia delapan tahun," kata Nurul yang juga tenaga instruktur kerajinan rotan di SMK Negeri 5 Palu itu.
Menurut dia, negara-negara tujuan ekspor saat ini sedang menyimpan stok rotan mereka untuk beberapa puluh tahun mendatang. China, kata dia, kabarnya sudah punya stok rotan untuk 10 tahun mendatang.
"Jangan sampai industri rotan kita bangkit, kita justru minta rotan dari China," kata alumni Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarya itu. Menurut dia, bahan baku rotan anyaman di Sulteng lebih mahal dibanding di pulau Jawa.
Nurul membeli dari industri rotan seharga Rp20 ribu per kilogram. Sementara di pulau Jawa kata dia masih bekisar Rp16 ribu hingga Rp18 ribu per kilogram.
Untuk menghasilkan kualitas tinggi, kata Nurul, industri kerajinan butuh standar rotan anyaman yang tidak boleh cacat. Anyaman rotan dan rangkanya harus simetris. Dari sisi "finishing" harus halus dan keserasian warna.
"Itu sudah standar, dan untuk mendapatkan bahan baku yang berkualitas kami harus membeli dari industri rotan kualitas ekspor," kata Nurul.
Masalahnya, kata dia, industri mebel di Sulteng kerap kehabisan stok rotan anyaman karena industri lebih mengutamakan ekspor.
Ia memperkirakan, Sulteng baru bisa melayani permintaan ekspor sekitar 10 tahun lagi, karena saat ini sedang dalam tahap proses penciptaan tenaga kerja terampil salah satunya melalui sekolah kejuruan rotan di SMK Negeri 5 Palu.
Sementara lulusan kriya rotan dari sekolah tersebut setiap tahunnnya hanya berkisar 30-40 orang.
Tahun 2009 sekolah ini meluluskan 25 orang. Tahun 2010, 39 orang dan tahun 2011 ini sekitar 45 orang. Lulusan kriya rotan tersebut kata Nurul sudah siap pakai di industri mebel rotan.
Menurut dia, jika Sulteng baru siap melayani ekspor kerajinan maka dalam rentang waktu itu tidak sedikit rotan yang keluar dari Sulteng baik diekspor maupun diantarpulaukan. (ANTARA)
----------------------------------------------------------------------------------------


Harga Kopi Tingkat Petani Membaik
PALU - Harga kopi biji pada tingkat petani di Sulawesi Tengah saat ini semakin membaik sehingga mendorong petani bergairah merawat dan meningkatkan produksi tanaman perkebunan itu.
Pepi (47), seorang petani di Dusun Sangali, Kecamatan Lindu, Kabupaten Sigi, Ahad (17/4) mengatakan, harga kopi dalam beberapa bulan terakhir ini terus membaik.
Membaiknya harga kopi biji di pasaran saat ini membuat para petani meningkatkan produksi komoditi perkebunan tersebut. Harga kopi biji di tingkat petani sekarang ini rata-rata Rp15.000,00/kg.
Menurut dia, harga itu terbilang cukup bagus dibandingkan sebelumnya hanya berkisar antara Rp11.000,00 sampai Rp12.000,00/kg.
Para petani di Dusun Sangali kini mulai bergairah lagi mengeolah kebun, karena harga kopi di pasaran semakin membaik.
Hal senada juga disampaikan Rangga, seorang petani di Desa Toposo, Kecamatan Labuan, Kabupaten Donggala. Harga kopi di tingkat petani di desa itu Rp15.000,00/kg. Itu harga pembelian pengumpul langsung di sana," katanya.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Sulteng Ali Landeng membenarkan harga kopi dan kakao di pasaran saat ini cukup bagus.
Misalkan harga kopi di pasaran dalam beberapa hari terakhir ini berkisar Rp15.000,00 sampai Rp16.000,00/kg. Sementara harga biji kakao kering pembelian pedagang pengumpul di Kota Palu saat ini berkisar Rp21.800,00 sampai Rp12.900,00/kg.
Pada tahun 2010, Sulteng berhasil mengekspor biji kakao ke sejumlah negara sebanyak 111.000 ton dengan menghasilkan devisa lebih dari 200 juta dolar AS.
Data Dinas Perkebunan Sulteng menyebutkan, luas areal tanaman kopi robusta di provinsi ini mencapai 10.884 hektare dengan jumlah produksi per tahunnya 7.674 ton.
Sedangkan luas areal tanaman kopi arabica di Sulteng saat ini baru sekitar 257 hektare, dan jumlah produksi 147 ton per tahun.
Sementara luas real tanaman kakao di Sulteng hingga kini mencapai 224.033 hektare, dengan produksi per tahunnya mencapai 137.851 ton. (ANTARA)
----------------------------------------------------------------


LINTAS DAERAH


SEJUMLAH DESA MARAK KUPON PUTIH
Warga Resah, Kades Pusing

PARIGI - Maraknya kupon putih (togel) disejumlah desa saat ini bukan lagi sebua rahasia dimana sejumlah warga resah akan keberadaannya. Kondisi ini cukup membuat pusing sejumlah kepala desa (Kades), setelah beberapa upaya yang mereka lakukan untuk menghilangkan perbuatan haram tersebut diwilayahnya namun tidak ada hasil.
Kepala Desa Toga, Kecamatan Ampibabo, Bakri Labandu, Sabtu ( 16/4) mengatakan, kupon putih didaerahnya cukup marak tapi para pelakunya saat ini belum juga tertangkap.
“Upaya pemerintah desa untuk menghilangkan judi kupon putih ini sudah dilakukan tapi tetap saja hadir entah dari mana sumbernya. Yang lebih fatal lagi di desa ini bukan hanya kupon putih tetapi minuman keras (Miras) sudah merajalela,” bebernya.
Tempat terpisah Kepala Desa Siniu, Kecamatan Siniu Gufran.A mengaku, kupon putih telah hadir sejak lama di desanya tetapi dilakukan secara sembunyi-sembunyi namun persoalan ini sudah disampaikan setiap pertemuan tapi tidak juga mempan.
Sementara itu, Kepala Desa Tomoli Selatan Kecamatan Toribulu , Ali juga mengaku, keberadaan judi kupon putih bukan rahasia lagi di desanya hanya saja, prosesnya dilakukan secara rapi. Padahal dampak dari kupon putih tersebut selain lahirkan penyakit masyarakat sudah pasti rentan terjadi tindakan kriminal ditingkat masyarakat.
Warga Desa Donggulu, Kecamatan Kasimbar, Burdi mengaku jika Kupon putih juga hadir didesanya namun dia tidak tau siapa penyalur kupon putih tersebut dan sangat meresahkan warga.
Dia berharap, pihak penegak hukum agar mencari pusat jaringan kupon putih tersebut untuk diproses sesuai hukum yang berlak.
Ha senada juga dikatakan warga Desa Towera Kecamatan Siniu, Ustad Jafar. Menurut Jafar, di desa ini setiap putaran pada hari Kamis, Sabtu, Minggu dan Senin.
“Usai shalat magrib sejumlah warga secara diam-diam menanyakan nomor keluar. itu artinya kupon putih masih aktif di desa ini,” sebutnya.
Dia menyatakan, hadirnya kupon putih sangat meresahkan warga sebab konsekwensinya akan merusak moral utamanya pemuda dan remaja.
Dia juga berharap, kepolisian agar mencari jaringan utama pelaku Togel yang bertindak sebagai bandar “Jika bandar besar bisa dilumpuhkan oleh Kepolisian maka kupon putih tersebut akan hilang secara otomatis,” tandasnya. (MAJID)
---------------------------------------------------------------
JELANG UN
MA Alkhairaat Bonesompe Gelar Doa Bersama
POSO-Seperti siswa-siswi lainnya, Ahad (17/4) kemarin, puluhan peserta Ujian Nasional (UN) Madrasah Aliyah Alkhairaat Bonesompe Poso Kota Utara juga melaksanakan istigosa, dzikir dan doa bersama. Kegiatan tersebut dipandu ustad Asri Lakuntu bersama Heriyanto Lukman.
Bukan hanya mereka yang akan mengikuti UN (Senin (18/4) hari ini yang mengikuti kegiatan tersebut,melaikan juga siswa-siswi kelas 1 maupun kelas 2.
‘’Adik-adik kelas mereka juga turut melaksanakan istigosa, dzikir dan mendoakan kakak-kakak mereka agar diberikan kesehatan, kemudahan dalam menjalani UN,’’ ujar Wakil Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Alkhairaat Bonesompe, Heriyanto kepada Media Alkhairaat.
Kata Heriyanto, diharapkan dengan kegiatan zikir maupun doa bersama ini akan memperkuat mental mereka dalam menghadapi UN tahun ajaran 2010/2011 ini.
“Bermohon kepada Allah SWT kiranya selama mengikuti UN tetap diberikan kesehatan dan kemudahan dalam mengerjakan soal UN,” katanya.
Masih menurut Heriyanto, persiapan-persiapan lainnya yang dilakukan sekolah dalam membantu mempersiapkan anak-anak menghadapi UN adalah dengan melaksanakan les, try out dan simulasi mengerjakan soal-soal yang terdiri lima paket. Beda dengan tahun sebelumnya hanya mengikuti dua paket. Pihaknya juga kata Heriyanto, membantu siswa-siswi utamanya yang domisilinya diluar kota. ‘’Mereka yang jauh kami inapkan di asrama. Dengan begini mereka benar-benar berkonsentrasi pada UN, tidak memikirkan lagi transportasi ke sekolah. Kami berharap 20 orang mengikuti UN ini semuanya bisa lulus seperti tahun lalu,’’ harap Wakasek Heriyanto.(IWAN)
-----------------------------------------------------------------------

Kesbang Data Ulang LSM, OKP dan Ormas
POSO-Banyaknya Lembaga Swadaya Masayarakat (LSM), Organisasi Kepemudaan (OKP), Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) yang dibentuk di Kabupaten Poso saat ini, membuat Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbang Pol dan Linmas) Kabupaten Poso merasa perlu untuk melakukan pendataan kembali dalam dalam pembinaan.
Sebagaimana yang diungkapkan Kepala Kebang Pol dan Linmas Poso Purnama Megati kepada Media Alkhairaat, Ahad (17/4) bahwa pendataan kembali terhadap keberaadaan LSM, OKP, Ormas di berdiri di wilayah Kabupaten Poso sangat perlu dilakukan. ‘’Iya kami akan akan lakukan pendataan kembali,’’ ujarnya.
Ditemui dikediamannya, mantan Kepala Bagian Pemerintahan Sekretariat Pemkab Poso itu menambahkan, banyak hal yang membuat pihaknya perlu melakukan pendataan kembali tentang keberaadaan LSM, OKP maupun Ormas ini. Seperti ingin mengetahui alamatnya, mengingat ada sebagian wadah berhimpunnya masyarakat tersebut sudah pindah alamat dari awal sewaktu didaftarkan di Kesbang.
Kemudian lanjut Pur-demikian nama panggilan akrabnya mengatakan, pengurus LSM, OKP maupun Ormas banyak sudah tidak aktif lagi dan ada yang sudah meninggal dunia yang mungkin perlu diganti. ‘’Jika alamat mereka jelas maka akan memudahkan bagi kami untuk berkoordinasi. Bukan untuk diintervensi,’’ katanya.
Lebih jauh diungkapkan Pur, pembangunan di Kabupaten Poso ini bukan hanya tugas dan tanggung jawab pemerintah saja, melainkan dibutuhkan peran serta semua eleman masyarakat, LSM, OKP maupun Ormas. Misalnya ada LSM yang konsen di bidang pertanian sesuai AD/ART nya, maka mereka akan berkoordinasi dengan SKPD sesuai bidang itu.
‘’Ini dimaksudkan agar Pemda dan LSM, OKP serta Ormas selalu bersinergi dalam membangun Poso ini. Kita semua tentu menginginkan Kabupaten Poso ini maju dan berkembang seperti daerah-daerah yang sudah maju,’’ urai Pur.
Mantan Camat Lore ini juga menyebutkan dalam waktu dekat ini, pihaknya akan mensosialisasikan undang-undang politik nomor 2 tahun 2011 tentang perubahan atas undang-undang nomor 2 tahun 2011 tentang partai politik.(IWAN)
------------------------------------------------------------------------

Kader PMD se-Kecamatan Ampibabo Dilatih
AMPIBABO - Sebanyak 50 orang peserta Kader Pemberdayan Masyarakat Desa (KPMD)
se Kecamatan Ampibabo, sejak 9 hingga 17 April pekan lalu mengikuti Pelatihan Kader Pemberdayan Masyarakat Desa (KPMD) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Tahun anggaran 2011, di Gedung Serba Guna Ampibabo.
Ketua Unit Pelaksana Kegiatan (UPK-PNPM- MP) Kecamatan Ampibabo, Ahsan Samadani mengatakan, pelatihan ini dilakukan bertujuan untuk mendukung percepatan penanggulangan kemiskinan melalui peningkatan kapasitas masyarakat, pemerintahan lokal, serta penyediaan prasarana sosial dasar dan ekonomi khusunya penciptaan lapangan kerja dan sekaligus mengurangi angka kemiskinan.
Para KPMD ini kata Ahsan diutus lima orang perdesa dengan rincian dua orang Kader PNPM-MP dan tiga orang Kader Desa.
Ahsan menjelaskan, pemateri dalam kegiatan ini diantarkan oleh pelaku PNPM Senior diantaranya Irwan.ST, Arman Lamadau,S.Sos dan Yusnaeni S.Sos. Sejumlah materi yang telah diantarkan antara lain, konsep dasar pemberdayaan masyarakat, keberpihakan terhadap perempuan, dan pengertian tentang Permendagri no.66 Tahun 2007.
Selain itu, dalam pelatihan tersebut juga dilakukan praktek pembinaan kelompok SPP, praktek lapangan survey dusun sendiri dan pendataan potensi dan masaalah.
“Dari hasil pengamatan selama kegiatan para kader yang dilatih dijamin bisa mengimplementasikan hasil pelatihan ini sebab metode yang digunakan cukup memudahkan peserta , yakni ceramah, diskusi, praktek lapangan dan simulasi,” sebutnya. (MAJID)
-----------------------------------------------------------------------------------

SMA 1 AMPIBABO
Pertahankan Juara LPI Parigi Moutong
PARIGI -- Liga Pendidikan Indonesia (LPI) tingkat Kabupaten Parigi Moutong yang digelar di lapangan Permata Kelurahan Masigi Kecamatan Parigi, Jumat (15/4) lalu, akhirnya dimenangkan kesebelasan SMA Negeri 1 Ampibabo.
Kemenangan ini diraih setelah kesebelasan SMA 1 Ampibabo mengalahkan SMA 1 Mepanga babak final dengan skor 1-0. Dengan kemengan ini , SMA 1 Ampibabo berhak mendapatkan piala tetap Bupati Parigi Moutong dan bonus uang Rp5 juta sekaligus akan mewakili Kabupaten Parigi Moutong pada LPI tingkat Provinsi Sulteng.
Sementara itu SMA 1 Mepanga yang menjadi juara kedua mendapatkan piala Kepala Dinas Pendidikan Parigi Moutong dan bonus Rp1,5 juta. Juara ketiga diraih oleh SMA 1 Palasa yang mendapatkan piala tetap Kepala Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Parigi Moutong dan bonus uang Rp1 juta serta juara keempat diraih oleh SMK 1 Parigi yang juga mendapatkan piala tetap dan bonus uang Rp750 ribu.
Sedangkan yang terpilih sebagai tim fair play adalah MAN Tomini yang mendapatkan bonus uang Rp750 ribu. Sementara itu untuk pemain terbaik diraih oleh Syamsul dari SMA 1 Mepanga yang mendapatkan piala tetap dan bonus Rp1 juta serta pencetak gol terbanyak diraih oleh Ronald dari SMA 1 Palasa yang mencetak lima gol.
Kegiatan yang ditutup oleh Bupati Parigi Moutong yang diwakili Kepala Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Parigi Moutong, Kamiluddin Passau, tersebut juga diumumkan
bahwa untuk LPI tingkat SMP, juara pertama diraih SMP 1 Tomini mendapatkan piala tetap Wakil Bupati Parigi Moutong dan bonus Rp5 juta, juara kedua diraih SMP 1 Ampibabo mendapatkan piala tetap
Kadis Pendidikan dan bonus uang Rp1,5 juta, juara tiga SMP 2 Parigi mendapatkan piala tetap dan uang Rp 1juta dan juara empat SMP 1 Sausu mendapatkan piala tetap dan bonus uang Rp750 ribu.(ARDIN)