SYAIFULLAH : Penanganan Awal Kami, Tangani Sampah
Tumpukan Sampah di Jembatan Jalan Sis Aldjufri, yang dikerjakan (Arsip Mal) |
PALU – Dinas
pekerjaan Umum (PU) Provinsi Sulwesi Tengah (Sulteng) mulai menangani
tersumbatnya drainase di jembatan yang terletak di Jalan SIS Aljufri.
Langkah awal yang
dilakukan instansi tersebut yakni membersihkan sampah yang ada disekitar
jembatan.
“Pembersihan
dilakukan sambil menunggu pekerjaan jembatan dilakukan,” kata Kepala Dinas PU
Provinsi Sulteng Ir Syaifullah Djafar pekan lalu.
Dia menyebutkan,
pembersihan sampah merupakan upaya dalam membantu Pemerintah Kota (Pemkot)Palu
bersama masyarakat setempat.
“Setelah dicek
langsung ke lapangan dengan melakukan penelusuran drainas, ternyata sampah
memang menjadi sumber masalah
tersumbatnya drainase yang melintas di jembatan tersebut,” katanya.
Dia menjelaskan,
untuk peninggian jembatan,tidak bisa dilakukan maksimal, karena akan merubah perencanaan jalan (geometric) di perempatan
yang berdekatan dengan jembatan. Peninggian
jembatan juga memerlukan peninggian
ujung jembatan (oprit) yang akan sampai ke perempatan.
“Tetapi memang jembatan perlu
ditinggikan,hanya saat ini harus dipikirkan
perubahan geometrik diperempatan SIS Aljufri - Danau Talaga hingga Bakuku.
Jadi bukan sekedar meninggikan jembatan, tetapi kami harus merubah juga
simpangan yang ada disitu. Ya untuk sementara sampahnya dulu kita tangani dan
kita lihat hasilnya. Tidak batal pekerjaan jembatan tapi dalam meninggikan
jembatan itu perlu waktu,”jelasnya.
Dia menambahkan,
dengan meninggikan jembatan tersebut secara otomatis simpangan juga berubah. Jadi
untuk segera menyelesaikan masalah dengan cepat ditangani dahulu sampahnya
sambil mempersiapkan penanganan jembatan,” katanya.
Dia mengatakan, desain
jembatan baru di Jalan SIS Aljufri itu, akan buat artistik, dengan pinggirannya dibuat pake ornamen Islam sehingga terlihat
indah, tidak seperti saat ini hanya memakai batang pipa.
(Irma)
Diklat Calon Kepsek Berakhir
PALU – Pendidikan dan latihan (Duklat) calon kepala
sekolah yang dilaksnakan sejak 25 Juni
lalu, oleh Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Palu, berakhir hari ini,
Senin (2/7).“Diklat itu
diikuti 45 guru semua tingkatan sekolah yang berasal dari Kabupaten
Donggala dan Sigi,” kata Koordinator Asesor Penilaian Potensi Kepemimpinan,
Udding, S.Pd, M.Pd kepada Media Alkhairaat, Ahad (1/7).
Dia juga mengatakan, Diklat
yang diselenggarakan tersebut merupakan kelanjutan seleksi calon kepala
sekolah, setelah sebelumnya diadakan evaluasi akademik.“Sebenarnya para guru yang mengikuti seleksi calon kepala
sekolah tersebut berjumlah 80 orang, masing-masing 40 orang tiap kabupaten.
Namun pada evaluasi akademik sebelumnya, hanya 45 orang yang lolos untuk
mengikuti diklat,” ujarnya.
Dia menyebutkan, banyak materi yang diberikan kepada
mereka, semuanya menyangkut kompetensi mereka untuk menjadi kepala sekolah.
Kegiatan tersebut memuat dua tahap yakni tahap pertama yang diistilahkan In
satu adalah pemberian materi. tahap II atau In dua. menyangkut tugas mandiri
yang dilaksanakan para guru di sekolahnya masing-masing.“Jadi mereka akan bertindak seolah-olah menjadi kepala
sekolah. Kegiatan mereka tersebut akan berlangsung selama dua bulan dan akan
terus dipantau fasilitator LPMP,” katanya.
Setelah dua bulan kata dia, hasil tugas mandiri tersebut
akan dipresentasekan lagi. Hasil presentase itu juga akan menentukan lulus
gugurnya para guru untuk menjadi calon kepala sekolah.
Pada evaluasi akademik beberapa waktu lalu, 35 guru yang
mengikuti seleksi akademik calon kepala sekolah dinyatakan gugur. 35 guru
tersebut adalah gabungan dari dua kabupaten yakni Kabupaten Sigi dan Donggala.
35 guru yang gugur tersebut adalah hasil dari penilaian masing-masing 40 guru
di dua kabupaten tersebut. “Jadi dari Donggala yang mengikuti seleksi sebanyak 40
orang, hanya lolos 24 orang, 16 lainnya gugur. Demikian juga dari Sigi, dari 40
orang yang mengikuti seleksi, hanya 21 orang yang dinyatakan lolos, 19 lainnya
gugur. Jadi totalnya sebanyak 35 yang gugur,” jelas Udding.
Dia menambahkan, setelah diklat dilaksanakan dan
diperoleh hasilnya, maka para guru yang dinyatakan lolos akan diusulkan ke
LP2KS (Lembaga Pengembangan Pemberdayaan Kepala Sekolah) untuk mendapatkan sertifikat
calon kepsek. “Kemudian LP2KS akan mengusulkan lagi ke Badan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia untuk memperoleh nomor unik calon kepsek,”
tutupnya.
Seleksi calon kepsek tersebut merupakan program nasional
hingga tahun 2016 mendatang dalam rangka persiapan stok calon kepsek sebanyak
26 ribu orang. (Yuni)