Selasa, 10 Mei 2011

LEMBAH PALU


DILAPORKAN. Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Palu Drs Hamdi Rudji  dilaporkan oleh orang tua murid ke Komnas Ham dan KPPA Palu. Pihak Sekolah dinilai arogan mengeluarkan ketiga siswanya. (Foto:MAL/Irma)
KELUARKAN TIGA SISWI
Kepsek SMAK 2 Dilapor ke Komnas HAM

PALU- Karena tak puas atas tindakan arogan dari kepala Sekolah SMK Negeri 2 Palu Drs Hamdi Rudji, orang tua murid akhirnya melaporkan Kepsek SMK Negeri 2 Palu ke Komisi Nasional dan Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Palu. 
Rohani, orang tua Nurul Fadlian siswi SMK 2 Palu yang dikeluarkan mengatakan, sangat menyayangkan tindakan pihak sekolah SMK Negeri 2 Palu, yang telah mengeluarkan anaknya dari sekolah tersebut.
Seyokyanya pihak sekolah tidak perlu sampai melakukan hal seperti itu. Namun jika anaknya melakukan kesalahan seharusnya dibina bukan malah diberikan sangsi sampai harus dikeluarkan dari bangku sekolah.
Menurut dia, pihak sekolah juga terkesan pilih-pilih dalam memberikan sanksi kepada siswa. Sementara ada beberapa siswa yang juga terlibat perkelahian dengan anaknya,  tidak dikeluarkan dari sekolah.
“Saya tidak bisa terima tindakan yang dilakukan pihak sekolah. Ini sudah terlalu dan sangat arogan. Kenapa anak saya dikeluarkan tetapi yang lain tidak? Mana keadilan buat anak saya. Kalau dihitung-hitung saya ini sudah rugi berkali-kali, sudah keluarkan biaya rumah sakit jutaan rupiah tetapi anak saya harus dikeluarkan dari sekolah, makanya saya melapor Ke Komnas HAM dan KPPA Palu,” ujar Rohani.
Senada dengan hal itu orang  tua Nerlinda, yang juga yang anaknya dikeluarkan oleh pihak Kepala Sekolah SMK 2 Palu keberatan dengan tindakan sekolah. Karena pihak sekolah tidak memberikan alasan jelas atas hal tersebut. Selain itu pihaknya menyayangkan atas perlilaku beberapa orang guru yang selalu mengeluarkan perkataan penghinaan buat anaknya.
“Karena anak saya sudah dikeluarkan maka saya pergi menghadap meminta permohonan pindah dari sekolah asal. Sekolah baru meminta surat pindah, masa saya tidak ketahui sudah dikeluarkan pastinya saya harus minta surat permohonan  pindah sekolah, supaya anak saya bisa kembali sekolah,” ujar Mama Nerlinda.
Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Palu Drs Hamdi Rudji, Jumat pekan kemarin disela-sela pertemuan di ruang rapat Komnas HAM Palu mengatakan, dalam hal ini tidak ada siswa yang dikeluarkan hanya dipindahkan. Karena ketiga siswa itu sudah melakukan pelanggaran berat, melakukan perkelahian sesama  temannya dan ditangani kepolisian.
Atas perilaku yang dinilai sudah merusak nama baik sekolah maka ketiga siswa ini diberikan sanksi dipindahkan di masing-masing sekolah berbeda yakni di SMK Pancasila, SMK PGRI Palu dan SMK BK Palu.
“Tidak ada yang mengeluarkan mereka. Hanya saja mereka saya pindahkan hal itu demi keamanan sekolah. Selama ini mereka sering melakukan perkelahian mengganggu kestabilan dan keamanan sekolah, akibatnya membawa korban sampai masuk ke rumah sakit. Tindakan mereka sudah mencemarkan nama baik sekolah makanya saya berikan sanksi,”ujar Hamdi Rudji.
Komisi Pendidikan KPPA Palu Maida Sita mengatakan, dalam masalah ini telah terjadi kesalah pahaman antara pihak sekolah dan orang tua murid sehingga terjadi emosi diantara dua belah pihak.
Bidang Pengaduan Komnas HAM Palu Ahmad mengatakan, dari pertemuan antara orang tua murid dan pihak SMK 2 Palu disimpulkan hasil,  bahwa dalam masalah ini terjadi kesalahpahaman dan menetapkan koordinasi kedepan  antara orang tua siswa dan pihak sekolah. Dalama masalah ini  pihak sekolah siap melakukan biaya ganti rugi atas biaya yang selama ini dikeluarkan oleh orang tua sebagai sanksi atas beberapa siswa yang tidak dikeluarkan dari sekolah. (Irma)
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
POLISI GREBEK DUGAAN PERJUDIAN
Albert: Ini Pembunuhan Karakter

PALU- Penggrebekan rumah yang diduga menjadi arena judi di Jalan Towua II Lorong VI, Palu Selatan pada Sabtu (7/5) nyaris berakhir ricuh. Emosi warga memucak sekitar pukul 19.15 WITA usai penggrebekan yang dilakukan sekitar pukul 17.00 WITA.
Warga marah, sebab dua orang yang diduga sebagai oknum anggota polisi berpangkat Perwira yang diduga turut terlibat dalam praktek judi tak kunjung dibawa keluar rumah oleh pihak kepolisian.
Padahal salah seorang lainnya (pemilik rumah) yang diketahui bernama, Ko Seng telah dibawa dan diamankan beberapa saat setelah digrebek.
Alhasil warga yang kesalpun langsung meleparkan batu ke arah rumah tempat pengrebekan tersebut dengan batu. "Kalau polisi tidak mau kasih keluar dua orang yang terlibat itu (yang diduga anggota polisi) kita yang kasih keluar," teriak warga. 
Melihat hal itu. Kapolsek Palu Selatan, Kompol Taufik Lamakarate langsung memerintahkan agar keduanya segera dikeluarkan, kemudian selanjutnya dibawa dengan menggunakan mobil ISUZU Panther warna hitam bernomor Polisi DN 364 AK meninggalkan TKP.
"Sudah sering rumah ini dijadikan tempat berjudi, bahkan sudah sering ditegur tapi tidak mau dengar," ujar Robert warga sekitar TKP.
Sementara itu, Albert alias Ko Seng (52), salah satu dari tiga pelaku yang ditangkap aparat itu membantah jika dirinya berjudi bersama dua oknum perwira polisi itu.
Menurutnya, dia bersama dua oknum perwira polisi masing-masing berinisial Kompol Il dan Kompol Fd hanya bermain remi di rumahnya Jalan Towua II Lorong VI.
Saat itu kata Albert, dirinya sengaja bermain kartu remi untuk mengisi waktu sembari menunggu acara pesta pernikahan yang akan dihadiri pada malam itu juga.
"Karena masih sore jadi kita memang memilih untuk bermain remi dulu, tetapi sebelumnya kami bermain catur," ujar Albert serius kepada Media Alkhairaat di suatu tempat, Ahad petang kemarin.
Ia menjelaskan, perjudian itu cenderung dilakukan dengan menggunakan uang, sementara saat penggerebekan berlangsung, polisi tidak menemukan barang bukti berupa uang sebagai taruhannya.
Bahkan kata dia, kartu yang digunakan saat itu hanya kartu tua dan jumlahnya pun tidak cukup sebagaimana kartu joker pada umumnya.
Albert juga menuding laporan seorang warga kepada kepolisian tentang adanya praktik judi di rumahnya itu yang mengada-ada.
"Tidak benar itu laporan, tidak ada judi. Ini jelas-jelas sudah pembunuhan karakter terhadap saya dengan keluarga," ujar Albert.
Ditanya siapa warga yang melapor itu, Albert memastikan orangnya tidak lain berinisial RB.
"Saya pastikan dia yang lapor (RB) karena yang bersangkutan dendam sama saya dan membuat fitnah dengan melaporkan ke bapak kapolda," katanya.
Ia mempertanyakan kehadiran RB di rumahnya saat penggerebekan berlangsung.
Tidak hanya hadir, RB juga masuk ke rumahnya, mengamuk, dan meminta kepada polisi untuk mengusir Albert dan keluarganya dari lingkungannya.
Albert juga mempertanyakan keberadaan satu unit telepon seluler milik istrinya saat puluhan polisi datang menggerebek rumahnya.
"HP istri saya merek Nokia yang harganya kisaran 2 jutaan hilang saat kejadian," tutur Albert.
Secara terpisah, Kapolda Sulteng Brigjen Pol Dewa Parsana yang dikonfirmasi koran ini membenarkan adanya penangkapan itu.
Menurut Kapolda, penggerebekan yang dilakukan oleh Kapolsek Palu Selatan dan jajarannya itu berdasarkan atas perintahnya langsung setelah mendapat laporan dari warga.
Namun dia menegaskan, kehadiran dua oknum perwira polisi itu masih diselidiki, apakah benar terlibat judi atau tidak.
Saat ini, dirinya telah memerintahkan kepada aparat Profesi dan Pengamanan yang dipimpin Kompol Bambang Surjadi untuk segera ditangani dan diselidiki lebih lanjut.
"Belum ditahu keterlibatannya karena masih akan diperiksa dulu. Sejauhmana perkembangan kasusnya itu nanti kita liat setelah mereka diperiksa karena memang saat penangkapan tidak ditemukan adanya barang bukti," ujar mantan Wakapolda Sulteng itu.
Soal keberadaan mobil dinas kepolisian yang digunakan oleh salah satu pelaku saat penggerebekan berlangsung, juga segera ditarik dan dikembalikan ke Polda Sulteng.
Ia juga menambahkan, pembentukan dan kehadiran forum Bankamdes sangat penting dalam menciptakan situasi yang aman dan tertib di lingkungan masing-masing.
"Semua hal-hal yang meresahkan masyarakat bisa ditangani oleh pihak Bankamdes. Petugas Bankamdes juga bisa mengambil tindakan seperti menangkap dan menyelesaikan secara bijak, serta tidak menggunakan kekerasan," tegas orang pertama di Polda Sulteng itu.(ICHAL/NANANG LP)
--------------------------------------------------------------------------

SWOSG Ke XIII ATHENA-YUNANI
Dua Atlit Sulteng Perkuat Indonesia
PALU - Dua atlit penyandang tuna grahita Sulawesi Tengah (Sulteng ) atas nama Ati dan Fitriani. Masuk nominasi sebagai atlit memperkuat tim Indonesia dalam kejuaraan Special Olympics Word Summer Games ke XIII (SWOSG XIII) di Atena, Yunani.
Penanggung jawab Pengda SOIna Sulteng Drs H Tampari Masuara mengatakan, SOIna adalah satu-satunya lembaga nirlaba tingkat Nasional yang diakui Pemerintah untuk menyelenggarakan pembinaan olahraga khusus bagi penyandang tuna grahita di Indonesia. Menyangkut keikutsertaan Indonesia dalam SWOSG ke 13 di Athena – Yunani, merupakan suatu keputusan strategis dan penting dalam rangka peningkatan mutu pembinaan bagi penyandang tuna grahita di Indoensia. Dalam rangka kejuaraan tersebut sebanyak  66 atlit penyandang cacat tuna grahita diseluruh Indonesia masuk dalam nominasi persiapan kejuaraan SWOSG yang akan diselenggarakan pada tanggal 20 Juni - 5 Juli 2011 mendatang. Dari tim tersebut,  dua orang diantaranya merupakan atlit Sulteng. Atas nama Fitriani atlit cabang olahraga (Cabor) renang dan Ati atlit bulutangkis.
“Kedua atlit Sulteng ini dijadwalkan sudah berada di Jakarta dan sudah harus masuk asrama  di gedung PKK melati Jaya tanggal 17 Mei 2011. Sementara kegiatan sentralisasi akan dimulai dari tanggal 18 Mei – 18 Juni 2011. Alhamdulillah ini patut disyukuri untuk kesekian kalinya atlit cacat Sulteng dipercaya masuk dalam tim memperkuat Indonesia.Saya benar-benar bangga dan terharu,” ujar Tampari.
Dia mengatakan, dari dua atlit cacat Sulteng itu, satu diantaranya  atas nama Fitriani,  merupakan salah satu atlit yang juga akan  memperkuat Indonesia dalam kejuaraan Asean Para Games yang digelar Desember mendatang. Melalui pengurus Pusat National Paralympic Committee (NPC) Indonesia.(Irma)
-------------------------------------------------------------------------------------

UPIM Untad Peduli Anak Yatim
PALU- Unit Pengkajian Islam Mahasiswa (UPIM) Universitas Tadulako (Untad), berbagi bersama 100 anak yatim Kota Palu. Olehnya itu lembaga ini menggelar UPIM for Children (UFC), di Aula Dikjar Propinsi Sulteng, Ahad (8/5).
Ketua UPIM Untad, Topan Setiawan mengatakan, apa yang digelar UPIM adalah bentuk tanggung jawab sebagai umat Islam. Yaitu tanggung jawab, untuk membantu anak yatim dalam melaksanakan  pendidikan.
“Tanggung jawab kita adalah meningkatatkan mutu pendidikan, baik sarana dan prasarana, maupun tenaga pengajar. Begitu juga kepada mereka yang tidak bisa melanjutkan pendidikan,” kata Topan dalam sambutannya.
Menurutnya UPIM, merasa terpanggil untuk turut serta menjadi bagian dari lembaga yang peduli terhadap pendidikan, dan pembinaan anak- anak yatim dan dhu’afa.  Sehingga, UPIM bekerjasama dengan PKPU Kota Palu turut membantu anak yatim.
Sementara itu, Mellong Kaseng, yang mewakili Kepala Dikjar Propinsi Sulteng, mengatakan memelihara dan membina anak yatim merupakan tanggung jawab setiap insan, khususnya kaum muslimin. Karena mereka merupakan bagian generasi islam yang akan menjadi harapan dimasa yang akan datang.
Ia juga mengajak kepada seluruh mahasiswa untuk bersyukur. Sehingga, dengan kelebihannya itu mahasiswa tergerak membantu anak yatim.
“Kita akan tau bagaimana nikmatnya gigi saat gigi kita sakit. Kita akan tau betapa nikmat punya orang tua ketika orang tua kita meninggal. Maka bersyukurlah saat ini kita masih diberikan orang tua,” gugah kepala SMP Madani ini.
Acara ini dibuka oleh Pembantu Dekan III Fakultas MIPA Untad Palu, Muhammad Iqbal. Di akhir acara pembukaan, UPIM dan PKPU menyerahkan peralatan sekolah kepada anak-anak yatim tersebut. Sementara itu pada akhir seluruh acara, 100 anak yatim ini menuliskan cita-cita mereka pada secarik kertas, dan diikatkan pada balon gas.
“Balon gas itu dilepaskan, sebagai tanda mereka akan menggapai cita-cita mereka setinggi langit,” kata Sekreteris UPIM, Arfah. (NANANG)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar