Selasa, 10 Mei 2011

HEADLINE


PENARIKAN GUGATAN ADIL
Data Lemah Jadi Alasan
* MULHANAN : PAK PROF POLITISI SEJATIi

 PALU - Sekretaris DPD Partai Golkar Provinsi Sulawesi Tengah, Zainal Abidin Ishak memastikan, penarikan gugatan pasangan calon gubernur Sulteng Aminuddin Ponulele-Lusiana Is Baculu (ADIL) di Mahkamah Konstitusi karena data lemah. Mereka menilai tidak cukup bukti untuk meneruskan gugatan tersebut.
"Setelah kami menunggu data-data yang valid ternyata tidak terkumpul. Itulah alasan mendasar sehingga gugatan kami di MK ditarik," kata Zainal Abidin, Sabtu akhir pekan lalu.
Zainal menolak bila disebut, gugatan pasangan Aminuddin-Lusiana dicabut setelah tim sukses melakukan konsolidasi dengan calon gubernur Longki Djanggola-Sudarto (Longki’S) sebagai pemenang di Pilkada Sulteng 6 April 2011.
"Tidak ada semacam itu. Pencabutan gugatan karena memang murni data yang tidak cukup. Dari pada nanti bikin pusing di MK, lebih baik ditarik saja," katanya, sebagaimana dikutip ANTARA.
Dia mengatakan, setelah melihat tidak kuatnya data dukungan dalam gugatan ke MK, Golkar yang mengusung pasangan Aminuddin/Lusiana akhirnya mencabut kuasa hukum dari tim advokasi Aminuddin/Lusiana.
Menurut Zainal, kalaupun saat ini beberapa orang tim advokasi yang dibentuk Golkar melakukan gugatan di MK bukan lagi atas nama pasangan calon yang diusung Golkar tetapi membantu pasangan Sahabuddin Mustafa-Faisal Mahmud (SAFA).
"Kebetulan ADIL dan SAFA  sama-sama mengajukan gugatan ke MK, tetapi kami mundur," kata Zainal.
Saat ini yang bertahan di MK hanya pasangan SAFA. Gugatan pasangan calon gubernur tersebut terus berjalan dan sudah melalui proses persidangan.
Dari Jakarta dilaporkan, Ketua Partai Golkar Palu Andi Mulhanan Tombolotutu, Jumat (06/05) pekan lalu, menilai pilgub Sulteng kali ini terhitung paling aman dan lancar sejak awal tahapan hingga pemungutan suara. "Kalaupun ada gugatan dari pasangan Sahabuddin Mustafa - Faisal Mahmud itu juga bagian dari proses pematangan dan pembelajaran demokrasi," pandang Tony.
Sebagai tim pemenang pasangan ADIL, pihaknya sudah menyampaikan selamat atas kemenangan Longki's. "Pak Prof Aminuddin sebagai Calon Gubernur pun sudah menerima hasil pilgub itu. Kalah dan menang itu hal biasa. Yang penting adalah proses pembelajaran dan pematangan kehidupan berdemokrasi," tekan Tony-sapaan akrab Mulhanan.
Tony juga mengatakan, hal itu memperlihatkan Prof Aminuddin, sebagai sosok seorang politisi sejati. "Pak Prof memperlihatkan contoh bagaimana seorang politisi yang sudah matang dengan pengalamannya. Pengalaman mengajarkan beliau untuk tidak bersorak ketika menang, dan tidak meradang ketika kalah," sebut Tony lagi. (RIFAY/Antara)
----------------------------------------------------------------------------------------

PANSUS GEDUNG WANITA
Kasman Lasa “Dipaksa” Pulang Ganti Baju

PALU – Ada hal menarik saat DPRD Sulteng menggelar rapat Panitia Khusus (Pansus) Gedung Wanita akhir pekan lalu. Dari sederet pejabat teras Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulteng yang diundang saat itu, ada penampilan lain dari seorang Kepala Biro (Karo) Perlengkapan Umum (Perlum) Sekretariat Kantor Gubernur Sulteng, Kasman Lasa.
Untung saja dia datang dengan menjepit sebuah buku agenda, jika tidak, maka orang akan menganggapnya sedang menuju tempat senam. Betapa tidak, ditengah-tengah para legislator yang memakai pakaian rapi, di antara kepala dinas yang mengenakan baju dinas, justru dia datang dengan mengenakan setelan baju olah raga. Baju putih berenda orange dengan celana orange pula. 
Sontak, sidang Pansus yang diketuai Nawawi Sang Kilat langsung ditunda sambil menunggu Kasman Lasa mengganti pakaiannya.
”Ini adalah sidang terhormat dan diundang secara resmi. Kami mohon bapak Karo Perlum segera mengganti pakaiannya dengan baju resmi,” kata anggota Pansus, Zainal Mahmud Daud.
Dengan sedikit malu-malu dan tanpa perlawanan, mantan Karo Hukum itu beranjak dari kursinya dan meninggalkan ruangan dengan sejumlah pasang mata yang menatapnya, geli.
Zainal Daud maklum, hari tersebut (Jumat, red) adalah hari berolahraga para PNS. Namun pihaknya hanya minta agar Pansus tersebut dihargai dengan menggunakan pakaian resmi.
”Memang tidak salah penilaian Kemendagri tentang kinerja pemerintah Sulteng. Sudah kelihatan dengan hal-hal seperti ini,” katanya.
Usai berganti baju, Kasman Lasa mengungkapkan permohonan maafnya. Dia mengaku tidak mengetahui jika undangan yang diberikan kepadanya adalah undangan resmi.
”Undangan saya terima tadi pagi. Saya tidak tahu jika undangan ini adalah undangan resmi, karena dalam undangan tidak tertera. Saya pikir hanya undangan rapat biasa. Saya mohon maaf,” katanya.
RDP yang digelar tersebut membicarakan persoalan pembangunan gedung wanita yang saat ini telah ditangani pihak kejaksaan. Pembangunan gedung tersebut dinilai tidak sesuai nomenklatur.
Wakil Ketua Pansus, Sri Indraningsih Lalusu mengatakan ada ketidakbenaran dalam pembangunan gedung tersebut.
”Bukan hanya rehab total, tetapi penghapusan aset atau pembangunan baru karena gedung lama sudah rata dengan tanah. Awalnya, DPRD hanya menyetujui anggaran saja, bukan nomenklaturnya. Memang ”begal” pemerintah disebelah (eksekutif). Termasuk anggota-anggota bapak Nuermallo (Kadis PU),” tutur Sri.
Dia juga mengungkap persoalan barang bekas dari bangunan lama, seperti besi dan lainnya. ”Pemulung yang pungut besi tuanya bernama Marannu dengan nilai 200 juta,” ungkapnya.
Lain dengan Sri, Ketua Pansus Nawawi Sang Kilat menanyakan soal aturan pembangunan  gedung wanita tersebut. Dia menanyakan sejauh apa peran Perlum pada pembangunan gedung tersebut. Baginya, ada hal-hal tertentu yang tidak mesti ditangani Perlum, ada dinas terkait seperti PU.
”Saya sama sekali tidak mengetahui pembangunan tersebut. Harusnya Karo Perlum lama, Yuliansyah juga dihadirkan disini,” demikian ungkapan Kasman Lasa.
Olehnya, Senin hari ini, Pansus akan dilanjutkan lagi dengan mengundang mantan Karo Perlum, Yuliansyah untuk menjelaskan persoalan pembangunan gedung milik Provinsi Sulteng itu. (RIFAY)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar