Jumat, 15 April 2011

HEAD LINE

PD SULTENG KOLAPS
Dirut PD Sulteng Harus Diganti

PALU – Direktur Utama Perusahaan Daerah Sulteng, Zainal Abduh harus diganti dengan orang yang lebih profesional. Dirut dan semua jajarannya dinilai tidak mampu mengelola perusahaan milik daerah itu sehingga tidak bisa memberi kontribusi apa-apa untuk pembangunan Sulteng.
Hal ini dikemukakan anggota Komisi II DPRD Sulteng, Zainal Mahmud Daud di ruangannya, Kamis (14/4). Menurutnya, pernyataan Zainal Abduh tentang kolapsnya PD Sulteng adalah hal yang menunjukan ketidakmampuan mengelola PD tersebut.
Melalui ANTARA dua hari lalu, Zainal Abduh menyatakan PD Sulteng kolaps akibat seluruh unit usahanya macet karena kekurangan modal. ”Siapa bilang tidak ada modal, itu kan milik daerah. Mereka punya aktiva disana, punya aset. Diberikan fasilitas berupa mesin cetak, usaha travel. Jadi salah jika dia (Zainal Abduh) mengatakan kolaps. Intinya memang tidak mampu mengelola,” tegas Zainal Daud.
Menurutnya, penggantian Dirut lebih pada melihat posisi orang yang ditempatkan, bukan hanya karena pertimbangan jabatan politik lalu menempatkan orang seenaknya.
”Jangan karena dia (Zainal Abduh) adalah tim sukses Paliudju dulu, lalu dia yang ditempatkan sebagai Dirut. Harus orang netral dan profesional,” ungkapnya.
Anggota Komisi II lainnya, As’ad Lawali juga mengatakan, dia sangat setuju dengan penggantian Dirut. Pihaknya sebagai mitra akan turun langsung ke PD Sulteng untuk mengetahui kemana semua modal yang telah diberikan Pemprov.
Dia mengatakan, persoalan yang terjadi di PD Sulteng sebenarnya bermuara pada masalah internal yang telah berlangsung sejak lama. Diantaranya, tersangkut mantan Dirut PD Sulteng, yang saat ini telah dipenjara. Kemudian masalah mantan Manajer Teknis Jasa Konstruksi PD Sulteng, Dira Tamarina yang saat ini menjadi Daftar Pencarian Orang (DPO) Kejaksaan.
Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik dan Komunikasi Politik Sulteng, Muharram Nurdin, Pemprov harus mengaudit keuangan PD Sulteng dan meminta pertanggungjawaban meminta pertanggungjawaban seluruh manajemen.
“Dan sangat tidak lazim, sebuah perusahaan publik  dinyatakan pailit oleh pihak manejemen sendiri. Ada apa ini? “ kata Muharram yang juga Sekretaris DPD PDIP Sulteng.
Sebelumnya, Dirut PD Sulteng Zainal Abduh mengatakan, akibat kolapsnya PD Sulteng, sebanyak 32 karyawan di perusahaan itu sejak enam bulan juga tidak bisa menerima gaji lagi.
Menurut Zainal dirinya sudah melaporkan kondisi perusahaan tersebut ke pemerintah. Hanya saja sampai saat ini belum ada status kepailitan yang dikeluarkan pemerintah daerah.
Zainal mengatakan PD Sulteng yang dibangun sejak tahun 1975 tersebut tidak bisa berkompetisi karena teknologi perusahaan saat ini sudah kalah bersaing dengan perusahaan swasta.
Zainal mengatakan, sejak dirinya diangkat menjadi Dirut di perusahaan itu pemerintah tidak kunjung menambah modal usahanya. "Penjual kacang saja butuh modal, apalagi perusahaan seperti ini," katanya. (RIFAY)
----------------------------------------------------

BUPATI BANGGAI TERPILIH DITETAPKAN
* Sofyan Mile: Bukan Bupatinya Smile-Win, tapi Rakyat Banggai
LUWUK - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Banggai menetapkan pasangan Sophian Mile dan Herwin Yatim sebagai Bupati Banggai Terpilih periode 2011-2016. Pasangan ini berhasil memperoleh suara tertinggi dari enam pasangan.
"Pasangan Sophian Mile dan Herwin Yatim memperoleh suara 65.560 suara atau 37,61 %," kata Ketua KPUD Banggai Asis Hariyanto saat acara rapat pleno terbuka dalam rangka penetapan calon terpilih Bupati Banggai di aula Kantor KPU Banggai, Jalan S Parman, Kamis (14/4) pagi.
Pasangan nomor urut 3 Ma'mun Amir dan Faizal Mang berada di urutan kedua dengan raihan suara sebanyak 61.169 atau 35,09 %. Selanjutnya pasangan nomor urut 5 Musdar Amin-Abdul Haris Hakim meraup suara 23.770 atau 13,64 %, pasangan nomor urut 2 Fuad Muid-Hendry Ombong mendapat suara 15.158 atau 8,69 %, pasangan nomor urut 6 Sukri Agama-Manang Suprayogi mendulang suara sebanyak 7.222 atau 4,14 %, dan sebagai juru kunci adalah pasangan nomor urut 1 Zulkifli Ridwan J Niode-Sudarman Lanusi yang hanya mendapatkan suara sebanyak 1.445 atau 0,83 %.
Total suara sah yakni 174.324 dari 241.560 orang jumlah daftar pemilih tetap yang tersebar di 669 tempat pemungutan suara (TPS).
Rapat pleno ini tidak dihadiri sejumlah kandidat. Penetapan hanya dihadiri Sophian Mile dan kandidat Fuad Muid-Henry Ombong. Sophian Mile mengatakan, penetapan dirinya dan Herwin Yatim sebagai Bupati dan Wakil Bupati Banggai terpilih bisa tetap berjalan aman dan lancar hingga pada pelantikan nanti.
Ia mengatakan, kemenangan yang diraih pasangan yang dikenal dengan singkatan Smile-Win itu adalah kemenangan seluruh rakyat Banggai tanpa terkecuali. "Saya sangat membutuhkan dukungan dari semua stakeholder masyarakat, baik yang ada di desa maupun di kota dalam memberikan kontribusi yang besar bagi pembangunan di Kabupaten Banggai ini," ujar dia.
Sophian Mile berharap sikap yang terkotak-kotak atau sektarian saat kompetisi Pilkada Banggai berlangsung, bisa segera dihilangkan dan kembali bersatu padu dalam membangun Banggai yang lebih baik. "Karena siapapun yang terpilih, itu adalah pimpinan kita. Ketetapan hari ini adalah ketetapan yang diambil sebagai suara seluruh rakyat. Jadi bukan bupatinya Smile-Win, tetapi juga bupatinya semua rakyat Banggai. Mari kita bersama-sama membangun banggai ini lebih baik lagi, daerah dan rakyatnya untuk kemajuan kita semua," pinta mantan anggota DPR-RI itu.
Rapat pleno yang dijaga ketat polisi ini dihadiri, dihadiri pula Kapolres Banggai AKBP Agung Budijono, Komandan Kodim 1308/Luwuk Banggai Letkol CZI Haryono, Wakasat Brimob Polda Sulteng AKBP Fernidand Pasule, dan perwira utama Polda Sulteng lainnya.(ICHAL) 
----------------------------------------------------------

ROSIHAN ANWAR
IN MEMORIAM ROSIHAN ANWAR
Jurnalis Penuh Warna
Kita berkabung, untuk sejenak kita tundukkan kepala member takzim pada Almarhum Rosihan Anwar, Jurnalis senior yang wafat pada Kamis (14/4) kemarin di Jakarta.  Rosihan sang Begawan jurnalis dan mahaguru wartawan di Indonesia.
Rosihan Anwar adalah sosok yang penuh warna. Pria kelahiran Kubang nan Dua, Sumatera Barat, pada 10 Mei 1922 ini selain sebagai jurnalis, penulis sajak, bermain sandiwara dan film, serta berbicara hampir tentang apa saja di diskusi dan seminar-seminar. Maklum dia sebagai seorang wartawan sekaligus sebagai politikus dan domuntasi sejarah Indonesia.  Dan-ini yang penting-tiga perempat hidupnya dihabiskan dalam dunia jurnalistik.
Ia wartawan yang melintasi beberapa zaman: masa penjajahan Jepang, pemerintahan Sukarno, Soeharto, hingga masa reformasi. Dimulai di surat kabar Asia Raya, ia kemudian mendirikan majalah Siasat, juga koran Pedoman. Dia juga pengajar wartawan.
Tentu saja, kabar meninggalnya Rosihan ini ramai jadi perbincangan. Lusinan pejabat, selebritas, dan tokoh, berdatangan untuk melayat ke rumah duka. Termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono.
Maklum saja, ia merupakan salah satu tokoh pers tanah air. Ia juga saksi sejarah perjalangan bangsa Indonesia mulai dari penjajahn Belanda dan Jepang hingga meraih kemerdekaan. Ia juga mengalami enam kali pergantian presiden, mulai dari Soekarno, Soeharto, B.J Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati, hingga Susilo Bambang Yudhoyono. Tokoh pers sekalgus ahli hokum S. Tasrif menjuluki Rosihan sebagai sebuah catatan kaki dalam sejarah.
Berkat kiprahnya di dunia jurnalistik itulah, ia mendapat penghargaan Bintang Mahaputra. Tanda jasa inilah yang membuat mendiang Rosihan pantas dikuburkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan. Empat tahun lalu, Persatuan Wartawan Indonesia mengganjar dia dengan Life Time Achievement Award. (TI)
 --------------------------------------------------------------------------------






Tidak ada komentar:

Posting Komentar