Minggu, 17 April 2011

ISLAMIKA

CATATAN PERJALANAN KETUA UMUM PB ALKHAIRAAT DI BINTAUNA, SULAWESI UTARA
Habib Ali: Mengurus Alkhairaat Bukanlah Suatu Keuntungan


Jumat (8/4) petang pekan lalu, Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Alkhairaat Habib Sayid (HS) Ali Bin Muhammad Aljufri bersama rombongan bertolak ke Kecamatan Bintauna, Sulawesi Utara. Tujuan utama ke Bintauna adalah menghadiri pembukaan Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) II Tahun 2011, Komisariat Daerah (Komda) Alkhairaat Kabupaten Bolaang Mongondouw Utara.

PADA pembukaan Rakorda yang di gelar, Ahad (10/4), di Pondok Pesantren Alkhairaat Bintauna itu, Habib Ali mengatakan, Alkhairaat mempunyai tiga tugas utama, yakni, pendidikan, dakwah dan sosial. Dakwah adalah bagian dari pendidikan, namun pendidikan lebih formal berbanding dakwah.
Kata Habib Ali, memegang jabatan Komda adalah memegang yang tidak pernah digaji di Alkhairaat. Tetapi, sudah mau untuk bekerja dan berkhidmat adalah merupakan suatu penghormatan yang begitu besar. Kalau ada pertukaran dan lain sebagainya, bukan karena adanya suatu kekurangan. Tetapi kita kadang memerlukan pertukaran, mungkin masyarakat juga memerlukan.
Dan perlu diketahui, Rakorda itu adalah suatu wadah koordinasi untuk memberikan suatu usulan, bukan pemilihan. Diusulkan kepada Pengurus Besar Alkhairaat beberapa nama, dan PB yang akan memilih beberapa nama itu berdasarkan konsultasi dan pertemuan-pertemuan PB Alkhairaat dengan tokoh-tokoh masyarakat yang bisa bekerja sama dan masyarakat dan pemerintah daerah.
Habib Ali mengingatkan, menjadi pengurus Alkhairaat bukanlah suatu keuntungan. Tetapi ada suatu beban dan tanggung jawab yang perlu kita pikul dan kita laksanakan dengan sebaik-baiknya. Dalam pelantikan, kadang kita cukup senang dengan mengatakan sanggup dan menerima. Tetapi apa yang kita lakukan kedepan nanti.
“Olehnya itu kata orang, lebih baik banyak diam dari pada banyak bicara. Diam untuk melakukan tugas dan kewajiban. Karena beban yang kita akan pikul bukan suatu yang mudah. Karena yang kita melakukan untuk memajukan pendidikan, menyemarakkan dakwah dan melakukan usaha sosial,” katanya.
Membantu perjuangan pemerintah daerah untuk mencerdaskan masyarakat dengan daya dan upaya untuk memberikan ilmu kepada masyarakat.
Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan seseorang walaupun orang itu kuat. Tatapi akan bisa dilakukan jika satu dengan yang lainnya saling mendukung. Karena tidak ada kesempurnaan pada seseorang. Yang sempurna hanya Allah swt.
“Firman Allah dalam Alquran, manusia diciptakan dalam keadaan lemah. Maka kekuatan mereka apabila mereka bersatu. Dan kehancuran mereka apabila mereka berpecah-belah,” katanya.
Kita bisa memberikan contoh, lidi sebatang senang untuk kita patahkan. Tetapi jika diikat menjadi satu, kita akan kesusahan untuk mematahkannya. Dengan sebatang lidi, kita tidak akan mungkin bisa membersihkan halaman, tetapi jika kita gabungkan lidi-lidi itu menjadi satu, kita akan dengan mudah membersihkan halaman dengan lidi-lidi tersebut. “Olehnya itu, kekuatan umat ini dalam kesatuanya. Dan kehancuran umat ini juga dalam perpecahannya,” ujarnya.
Saling tegur menegur adalah suatu ajaran yang diajarkan agama Islam. “Mukmin itu adalah cermin saudaranya. Cermin artinya memberitahukan kepada kita kesalahan dan kekhilafan kita. Tetapi kesalahan yang diberitahu oleh cermin hanya diketahui oleh orang yang salah tidak kepada orang lain, itu sifat mu’min.
Bukan sifat mu’min jika melihat orang melakukan salah, kemudian dia gunakan mic untuk memberitahukan kepada orang ramai. “Oh Si Fulan melakukan kesalahan yang begini-begini. Itu bukan sifat mu’min. Sifat mu’min adalah cermin,” kata Habib Ali.
Islam mempunyai ajaran untuk menegur orang yang lebih tua. Imam Ali raudhiallahu anhu mempunya anak Hasan dan Husein. Suatu waktu kedua-duanya ini masuk masjid. Ketika itu ada satu orang yang sedang mengambil air wudhu. Mereka berdua melihat orang tua melakukan wudhu dengan salah. Namun kedua cucu Rasulullah itu langsung menegur orang tua tersebut.
Mereka berdua kemudian bersepakat untuk pergi ke menemui orang tersebut. Kepada orang tua itu mereka pun mengutarakan niatnya untuk mempraktekkan cara berwudhu dan meminta orang tua itu menjadi hakimnya untuk menilai siapa diantara mereka yang benar cara berwudhunya.
Mereka berdua pun kemudian berwudhu disaksikan oleh orang tua itu dengan seksama. Usai berwudhu, mereka pun bertanya kepada orang tua itu: siapa yang salah diantara kami?. Dengan jujur orang itu menjawab: sayalah yang salah. Kalian berdua yang berdua yang benar.
Artinya, kata Habib Ali, dengan begitu Islam mengajarkan kita bagaimana akhlak memberikan pembetulan. Betul apapun yang kita katakan di hadapan khalayak ramai tetap akan ditolak. Apalagi dalam hati kita ada sedikit sifat kesombongan, apalagi kalau banyak sifat sombong. Sifat sombong kata Nabi adalah orang yang akan menolak kebenaran.
“Maka jadilah kita sebagai orang mu’min. Jadilah kita cermin dalam arti yang sebenar-benarnya cermin,”
Di suatu daerah kata Habib Ali, pendidikan akan maju jika tiga komponen bekerja sama. Ketiga komponen itu adalah pemimpin daerah, ilmuwan dan hartawan. Jika komponen itu bersatu, maka akan maju daerah itu, khususnya dalam bidang pendidikan. “Jika hanya satu bagian dan yang tiga itu, maka pendidikan tidak akan maju, dan daerah juga pasti tidak akan maju daerah tersebut,” katanya.
Sementara itu, Bupati Bolaang Mongondouw Utara H Hamdan Datunsolang dalam sambutannya pada penutupan Rakorda mengatakan, sejarah panjang perjuangan Alkhairaat sebagai organisasi besar tidaklah mudah, akan tetapi sebuah keyakinan besar bagi kita, bahwa ciri khas yang dimiliki Alkhairaat merupakan potensi yang kuat dan akan berkesinambungan.
Artinya, kata Bupati, Alkhairaat harus bisa memahami benar akan tuntutan perubahan dari waktu ke waktu, dan hal ini dimungkinkan, karena Alkhairaat visinya jelas, yang senantiasa bersendikan nilai-nilai luhur yang sifatnya untuk kemaslahan orang banyak, termasuk memberikan kontribusi dalam membangun Bolaang Mongondouw Utara.
Alkhairaat kata bupati, dengan tiga sendi utama perjuangannya, yakni, Pendidikan, dakwah dan usaha sosial, maka dapatlah dikatakan bahwa kontribusi yang telah diabdikan pada pembangunan nasional, khususnya regional yang dibarengi komitmen dan konsistensinya, sesungguhnya Alkhairaat telah memposisikan diri membentuk insan yang beriman, bertaqwa dan cerdas.

JS Datunsolang Pimpin Komda.
Dalam Rakorda yang diikuti semua Pengurus Cabang dan Rating di wilayah Bolaang Mongondouw Utara itu, akhirnya menetapkan Jamaluddin S Datunsolang sebagai ketua Komda, menggantikan Ja’far Alamri yang memimpin Komda lima tahun sebelumnya.
JS Datunsolang mengagendakan, dalam waktu dekat ia akan melakukan konsolidasi untuk mempersiapkan rapat kerja daerah. Ia juga meminta kepada semua pengurus Komda untuk menghayati kewajibanya.
Selain menghadiri Rakorda, Ketua Umum PB Alkhairaat juga meninjau beberapa madrasah Alkhairaat di wilayah itu, diantaranya, Madrasah Ibtidaiyah Alkhairaat Bolangitan Timur, Madrasah Tsanawiyah Alkhairaat Jambusarang Kecamatan Bolangitan Barat dan Madrasah Tsanawiyah Alkhairaat Gentuma.
Rombongan Ketua Umum terdiri dari Sekretaris Jenderal PB Alkhairaat Jamaluddin Mariadjang, Wakil Sekretaris Jenderal Muhtadin Dg Mustafa, Ketua Bidang Majelis Pendidikan Irvan Abdul Gafar, Sekretaris Komwil Alkhairaat Sulteng Alwi Muhsin Aljufri dan putra Ketua Umum, Hasan Bin Ali Aljufri. (ANJAZ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar