PALU – Sunggu naas
nasib komunitas kesenian Kota Palu, berupaya mengangkat music tradisional milik
orang kaili, dengan berbagai cara untuk dikombinasikan dengan alat-alat music
modern, agar kedengaran lebih asyik dan unik. Akan tetapi disisi lain, ternyata
komunitas kesenian tersebut, tidak punya rumah alias gedung sendiri, untuk
menampilkan kreasi seni yang mereka ciptakan.
“Palu dari zaman saya, sampai saat ini belum punya gedung
sendiri,” kata Ketua Dewan Kesenian Kota Palu, Nirwan Sahiri, pada media ini,
ahad (1/6).
Menurut Nirwan, sebagai Ketua Dewan Kesenian Kota Palu,
pihaknya tidak bisa berbuat banyak, soal fasilitas seperti gedung yang menjadi
pusat aktifitas para generasi kesenian Kota Palu, sebab dewan kesenian sendiri,
hanyalah sebuah wadah untuk tetap menjaga dan mengawasi perkembangan kesenian
itu sendiri.
Lanjut dia, walaupun demikian pihaknya hanya mampu,
memberikan dorongan pada generasi pecinta kesenian, untuk tetap berkreasi dan
mengembangkan bakat mereka. Hal yang sama pula akan dilakukannya untuk
mendorong pemerintah Kota Palu, agar memperhatikan komunitas kesenian itu,
dengan membangun gedung graha, atau merenovasi gedung graha Hasan M Bahayuan
itu sendiri, melalui Dinas Kebudayaan dan Parawisata Kota.
“Kota Palu memiliki generasi yang kreatif, dibidang
kesenian” kata dia lagi.
Dari pengamatan wartawan media ini, saat mengikuti kegiatan
yang menampilkan 20 peserta komunitas kesenian, di gedung graham Hasan M
Bahasyuan, sabtu (30/6) malam. Para komunitas kesenian itu bermain dengan
menampilkan bermacam kreasi seni, diantaranya music tradisional, puisi, teater
yang menceritakan kehidupan social dan budaya.
Tanpa ragu-ragu mereka yang terdiri dari status mahasiswa,
bergaya dan bergoyang dipanggung yang sudah mulai retak, dindingnya yang sudah
bolong dan hanya menggunakan penerang masin genset, panggung yang serba
kekurangan itu tidak menjadi persoalan, demi membumikan music tradisional
penduduk lokal yaitu suku kaili, dan memuntahkan kreatifitas mereka yang
terpendam.
Ketua panitia kegiatan, Bimo Bintoro, mengatakan, pelaksanaan
kegiatan itu adalah kegiatan rutinitas yang dilakukan dalam setahun sekali.
Kegiatan rutinitas itu di istilakan, program kreatif mahasiswa (PROKEM), yang
juga dihadiri berbagai komunitas kesenian luar kampus, salah satunya Pedati
yang diketuai, Smiet Lalove.
“Kegiatan Prokem ini sudah yang ke 13,” kata dia.
Kegiatan itu juga diberi tema the spirit of tradisional music agriculture, peserta dalam kegiatan
itu tampil dengan membawakan materi komposisi karya seni yang berbeda. Yang
dibuka langsung Ketua Dewan Kesenian Kota Palu. jelasnya. (Yusuf)
Pelantikan HMJ-T Berunjung Kecewa
DEKAN FAI UNISA TIDAK HADIR
PALU- Pelantikan pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan
Tarbiyah (HMJ-T) Fakultas Agama Islam Unisa Palu, Jumat (29/6) lalu, hanya dilakukan
oleh Ketua Jurusan Fakultas Tarbiyah, Arifuddin Arif. Hal itu karena Dekan
Fakultas Agama Islam (FAI), Ahmadan B. Lamiru tidak hadir dalam kegiatan
tersebut.
Ketua umum HMJ –T, Riswan Korois mengaku kecewa dengan
tidak hadirnya Dekan Fakultas Agama Islam Unisa Palu . Ahmadan B. Lamiru.
“Padahal kami sudah konfirmasi beberapa kali sebelum
tanggal pelaksanaan kegiatan melalui surat permohonan kesediaan menjadi Keynot
Speaker dan melantik pengurus yang terpilih. Tapi surat kami tidak medapatkan
tanggapan dari Dekan Fakultas Agama Islam Unisa Palu,” ujarnya.
Menanggapi hal itu, Dekan Fakultas agama Islam Ahmadan B.
Lamuri mengaku terlah terjadi miskomonikasi antara panitia dengan dirinya
sebagai dekan.
“Mereka meminta saya untuk menjadi Keynot spaeker, dengan
pemateri-pemateri yang telah mereka lampirkan dalam surat namun ada perubahan
dalam pelaksanaan kegiatan dan panitia tidak
melakukan konfirmasi kembali dengan saya,”
katanya.
Kegiatan pelantikan itu dirangkaikan dengan dialog publik
tentang kepemimpinan dengan menghadirkan narasumber Ketua KNPI Sulteng. Yahdi Basma dan Ketua
Jurusan Tarbiyah, Arifuddun Arif serta dihadiri sejumlah Organisasi kepemudaan
(OKP) di Kota Palu. (Anang).
mantap memang tulisan ini, semoga menjadi barometer bagi Perss lain Peduli terhadap Kesenian Kita sebagai kekuatan untuk mempertegas dan Jelas Identitas Torikaili yang hampir kehilangan rasa percayaDirinya, semoga Mall Semakin TErdepan
BalasHapus