Senin, 02 Juli 2012

Komunitas Kesenian Kota Palu tidak Punya Rumah


PALU – Sunggu naas nasib komunitas kesenian Kota Palu, berupaya mengangkat music tradisional milik orang kaili, dengan berbagai cara untuk dikombinasikan dengan alat-alat music modern, agar kedengaran lebih asyik dan unik. Akan tetapi disisi lain, ternyata komunitas kesenian tersebut, tidak punya rumah alias gedung sendiri, untuk menampilkan kreasi seni yang mereka ciptakan.
“Palu dari zaman saya, sampai saat ini belum punya gedung sendiri,” kata Ketua Dewan Kesenian Kota Palu, Nirwan Sahiri, pada media ini, ahad (1/6).
Menurut Nirwan, sebagai Ketua Dewan Kesenian Kota Palu, pihaknya tidak bisa berbuat banyak, soal fasilitas seperti gedung yang menjadi pusat aktifitas para generasi kesenian Kota Palu, sebab dewan kesenian sendiri, hanyalah sebuah wadah untuk tetap menjaga dan mengawasi perkembangan kesenian itu sendiri.
Lanjut dia, walaupun demikian pihaknya hanya mampu, memberikan dorongan pada generasi pecinta kesenian, untuk tetap berkreasi dan mengembangkan bakat mereka. Hal yang sama pula akan dilakukannya untuk mendorong pemerintah Kota Palu, agar memperhatikan komunitas kesenian itu, dengan membangun gedung graha, atau merenovasi gedung graha Hasan M Bahayuan itu sendiri, melalui Dinas Kebudayaan dan Parawisata Kota.
“Kota Palu memiliki generasi yang kreatif, dibidang kesenian” kata dia lagi.
Dari pengamatan wartawan media ini, saat mengikuti kegiatan yang menampilkan 20 peserta komunitas kesenian, di gedung graham Hasan M Bahasyuan, sabtu (30/6) malam. Para komunitas kesenian itu bermain dengan menampilkan bermacam kreasi seni, diantaranya music tradisional, puisi, teater yang menceritakan kehidupan social dan budaya.
Tanpa ragu-ragu mereka yang terdiri dari status mahasiswa, bergaya dan bergoyang dipanggung yang sudah mulai retak, dindingnya yang sudah bolong dan hanya menggunakan penerang masin genset, panggung yang serba kekurangan itu tidak menjadi persoalan, demi membumikan music tradisional penduduk lokal yaitu suku kaili, dan memuntahkan kreatifitas mereka yang terpendam.
Ketua panitia kegiatan, Bimo Bintoro, mengatakan, pelaksanaan kegiatan itu adalah kegiatan rutinitas yang dilakukan dalam setahun sekali. Kegiatan rutinitas itu di istilakan, program kreatif mahasiswa (PROKEM), yang juga dihadiri berbagai komunitas kesenian luar kampus, salah satunya Pedati yang diketuai, Smiet Lalove.
“Kegiatan Prokem ini sudah yang ke 13,” kata dia.
Kegiatan itu juga diberi tema the spirit of tradisional music agriculture, peserta dalam kegiatan itu tampil dengan membawakan materi komposisi karya seni yang berbeda. Yang dibuka langsung Ketua Dewan Kesenian Kota Palu. jelasnya. (Yusuf)

Pelantikan HMJ-T Berunjung Kecewa

DEKAN FAI UNISA TIDAK HADIR

PALU- Pelantikan pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan Tarbiyah (HMJ-T) Fakultas Agama Islam Unisa Palu, Jumat (29/6) lalu, hanya dilakukan oleh Ketua Jurusan Fakultas Tarbiyah, Arifuddin Arif. Hal itu karena Dekan Fakultas Agama Islam (FAI), Ahmadan B. Lamiru tidak hadir dalam kegiatan tersebut.
Ketua umum HMJ –T, Riswan Korois mengaku kecewa dengan tidak hadirnya Dekan Fakultas Agama Islam Unisa Palu . Ahmadan B. Lamiru.
“Padahal kami sudah konfirmasi beberapa kali sebelum tanggal pelaksanaan kegiatan melalui surat permohonan kesediaan menjadi Keynot Speaker dan melantik pengurus yang terpilih. Tapi surat kami tidak medapatkan tanggapan dari Dekan Fakultas Agama Islam Unisa Palu,” ujarnya.
Menanggapi hal itu, Dekan Fakultas agama Islam Ahmadan B. Lamuri mengaku terlah terjadi miskomonikasi antara panitia dengan dirinya sebagai dekan.
“Mereka meminta saya untuk menjadi Keynot spaeker, dengan pemateri-pemateri yang telah mereka lampirkan dalam surat namun ada perubahan dalam pelaksanaan kegiatan  dan panitia tidak melakukan  konfirmasi kembali dengan saya,” katanya.    
Kegiatan pelantikan itu dirangkaikan dengan dialog publik tentang kepemimpinan dengan menghadirkan narasumber  Ketua KNPI Sulteng. Yahdi Basma dan Ketua Jurusan Tarbiyah, Arifuddun Arif serta dihadiri sejumlah Organisasi kepemudaan (OKP) di Kota Palu. (Anang).



1 komentar:

  1. mantap memang tulisan ini, semoga menjadi barometer bagi Perss lain Peduli terhadap Kesenian Kita sebagai kekuatan untuk mempertegas dan Jelas Identitas Torikaili yang hampir kehilangan rasa percayaDirinya, semoga Mall Semakin TErdepan

    BalasHapus