PALU – Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP) Kota Palu,
menyita dua tandan pisang milik Pedagang Kaki Lima (PKL) di jalan Gurti Ngurah Rai. Penyitaan itu dilakukan saat Satpol PP
melakukan pantauan di wilayah tersebut, Senin (2/7) di lokasi rawan sasaran
PKL.
Kepala Operasional Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)
Kota Palu, LA Handita mengatakan, pihaknya bersama tim kembali melakukan
pemantauan dan penertiban pedagang kaki lima (PKL) di sepanjang jalan, I Gusti
Ngurah Rai.
Dari hasil pemantauan tersebut, kata dia, pihaknya telah
disita dua tandan pisang milik PKL yang berjualan di sisi jalan itu tepatya
didepan pertamina.
Penyitaan itu kata
dia, karena di sepanjang jalan yang dimaksud merupakan daerah larangan untuk
melakukan aktifitas PKL dalam menjajakan dagangannya. Sama halnya di wilayah
jalur dua, Jalan Moh. Yamin yang menjadi sasaran PKL.
Menurut dia,
selama ini setiap penyitaan barang dagangan milik PKL tersebut, hanya
sementara sambil menunggu PKL datang menjemput dagangannya. Akan tetapi sebelum
para PKL itu, mengambil barangnya, ada kesepakatan yang menajdi komitmen antara
Satpol PP dan PKL, untuk tidak berjualan lagi di tempat-tempat yang dilarang.
“Tidak diberikan begitu saja, ada perjanjian,” katanya.
Dia menambahkan, pantauan dilakukan karena sudah menjadi
bagian aktifitas keseharian Satpol PP, untuk menjaga ketertiban, demi
keindahan, kebersihan lingkungan Kota Palu.
“Sama halnya dengan keamanan jalan dari hewan ternak
liar, hanya saja tetap ada hewan ternak yang lolos dari pantauan kami,”
sebutnya.
Dia berharap, jika
ada hewan ternak liar di jalan raya dan menggangu arus lalulintas, maka dapat
melaporkan atau menghubungi pihaknya. Sebab penertibaan tidak akan sukses jika
tidak ada kerjasama dari masyarakat termasuk pemilik hewan ternak dan para PKL,
untuk turut dan taat dalam aturan yang sudah menjadi ketentuan pemerintah.
DINAMIKA : Sigi Dapat Bantuan Bis Sekolah
SIGI – Satu unit bis sekolah yang diupayakan oleh Dinas
Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Pemkab Sigi yang merupakan
bantuan dari pusat, Senin (siang) tiba
dan langsung ditempatkan di halaman kantor Bupati Sigi.
Kadishubkominfo Nurzain Djaelangkara, Senin (2/7)
menyatakan, keberadaan bis sekolah
tersebut tujuannya untuk melayani transportasi pendidikan di Kabupaten Sigi
ini.
Kendaraan bis
sekolah tersebut kata Nurzain, merupakan
satu dari tiga unit yang diberikan pada Kabupaten Sigi, yang akan melayani
jalur Sigi Barat yakni Kecamatan Marawola hingga Kecamatan Dolo Selatan, Sigi
Tengah meliputi kecamatan Dolo Induk hingga Kecamatan Tanambulava, dan Sigi
Timur meliputi Kecamatan Sigi Biromaru hingga hingga Kecamatan Palolo.
“Memang diakui kendaraan bis sekolah ini belum mencukupi
apalagi melihat kondisi wilayah yang dimiliki Kabupaten Sigi, namun ini
merupakan tahap pertama dan akan
bertambah bertambah lagi jumlahnya,” ujarnya..
Dia menyebutkan, Dishubkominfo telah berupaya melancarkan
transportasi pendidikan di wilayah ini, melalui bisa sekolah sebagai
transportasi bagi siswa, baik menuju ke sekolahnya hingga kembali lagi ke rumah.
“Ini merupakan pelayanan yang diberikan dan menjadi
tanggung jawab pemerintah,” katanya.
Dengan adanya bisa sekolah ini lanjut Nurzain, setidaknya
akan memudahkan dan mengurangi biaya bagi orang tua siswa.
“Dengan adanya bis ini, biaya itu tidak lagi menjadi beban bagi orang
tua siswa,” tandasnya.
CLOTHING CLAW DIMINATI WARGA PALU
PALU – Menjelang bulan Ramadhan yang tinggal menghitung hari, terlihat
sejumlah tempat dagangan pakaian bekas alias cakar (Clothing Claw) yang berada di Jalan I Gusti
Ngurah Rai Kecamatan Tatanga ramai dikunjungi peminatnya.
Rusdy salah seorang pedagang cakar , Senin (3/7)
membenarkan, beberapa minggu terakhir ini, dagangannya sering laris dari yang
diperkirakan.
“Kalau menjelang gajian dan orang sudah gajian, banyak orang berbelanja,” katanya.
Rusdy mengakui, barang dagangannya terjadi perbedaan harga
dengan barang dagangan yang baru seperti yang terdapat ditoko, namun, hal itu,
tidak mempengaruhi minat dari pelanggan.
Menurutnya, untuk mengantisipasi hal itu, agar konsumen
tetap memilih barang bekas, pihaknya tetap mengadakan stok barang yang tidak kalah dengn barang yang
ada di toko, baik dari segi merek, maupun jenis serta dapat dipergunakan oleh
semua kalangan.
“Selain harganya juga murah, berkisar antara Rp 20 ribu
hingga Rp 45 ribu,” sebutnya.
Hal senada juga diutarakan Tati salah seorang pedagang cakar yang berasal dari
Palopo.
Dia meyakini usahanya tidak akan gulung tikar, sebab
peluang pasar sangat besar, ditunjang dengan minat pelanggan sangat besar pula.
“Biasanya dalam hari-hari biasa dagangan laku hingga Rp 300
ribu, kalau awal bulan, meningkat dari itu,” katanya. .
Salah seorang konsumen bernama Yuli, menilai cakar adalah
barang dagangan yang Instan dan muda dijangkau, selain itu, kualitas dan merek
barangnya juga bagus serta harganya murah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar