Selasa, 03 Juli 2012

Penduduk Miskin Sulteng Tertinggi Kedua di Sulawesi


PALU – Persentase penduduk miskin Sulawesi Tengah periode Maret 2012 sebesar 15,40 persen, menempati peringkat tertinggi kedua di Pulau Sulawesi setelah Provinsi Gorontalo yang tercatat 17,33 persen.

Badan Pusat Statistik Sulteng, Senin kemarin, melansir persentase penduduk miskin di peringkat ketiga ditemati Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 13,71 persen, menyusul Sulawesi Barat (13,24), Sulawesi Selatan (10,11), dan Sulawesi Utara (8,18).

Kepala BPS Sulteng, Ibram Syahboedin kepada wartawan mengatakan jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah garis emiskinan) di Sulteng periode Maret 2011 mencapai 423,63 ribu orang (15,83 persen).

Dibandingkan dengan periode sama tahun 2012 yang tercatat 418,64 ribu orang (15,40 persen), mengalami penurunan relatif kecil sebesar 0,43 persen.

“Jumlah penduduk miskin turun sebesar 4,99 ribu orang, lebih rendah dibanding penurunan dari  Maret 2010 ke Maret 2011 yang mencapai 51,35 ribu orang. Selama periode Maret 2011-Maret 2012, penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang 0,73 ribu orang dan untuk perdesaan berkurang 4,27 ribu orang,” kata Ibram.

Menurut dia, faktor yang mempengaruhi penurunan penduduk miskin Sulteng di antaranya, selama periode Maret 2011 - Maret 2012 inflasi umum relatif rendah, yaitu sebesar 2,25 persen, turunnya angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) periode Februari 2011 -  Februari 2012 sebesar 0,54 persen, serta perekonomian Sulteng Triwulan I/2012 tumbuh sebesar 11,25 persen terhadap Triwulan I/2011.

Ia menambahkan, garis kemiskinan naik sebesar 4,62 persen, yaitu dari Rp 235.512,- per kapita per bulan pada Maret 2011 menjadi Rp 246.392,- per kapita per bulan pada Maret 2012. Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan).

Pada bulan Maret 2012, sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan sebesar 75,05 persen, sedangkan pada Maret 2011 sebesar 77,17 persen,” ujarnya.

Persoalan kemiskinan, kata dia, bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan.

Indeks kedalaman kemiskinan turun dari 2,76 pada Maret 2011 menjadi 2,56 pada Maret 2012. Indeks keparahan kemiskinan turun dari 0,75 menjadi 0,66 pada periode yang sama.

“Penurunan nilai kedua indeks ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung makin mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin menyempit,” katanya. 

Tokoh Kristiani Silaturrahim ke Habib Saggaf. 

HS. Sagaf Aljufri, selaku Ketua Utama Alkhairaat, didampingi Sekjen PB. Alkhairaat Jamaludin Mariadjang menerima kunjungan tokoh Kristiani dan Pendeta di kediamannya, Senin (2/6). Kunjungan ini terkait rencana ummat Kristiani menggelar doa bersama untuk keselamatan umat manusia di Lapangan Vatulemo Palu pada 11-12 juni mendatang. 
PALU - Delapan orang pendeta mengujungi Ketua Utama Alkhairaat Habib Saggaf  Aljufri di kediamannya jalan Sis-Aljufri, Senin kemarin.
Kunjungi para pendeta ini ke Habib Saggaf yang didampingi Sekjen PB Alkhairaat Jamaludin Mariadjang ini terkait rencana ummat Kristiani menggelar doa bersama untuk keselamatan umat manusia di Lapangan Vatulemo Palu pada 11-12 juni. 
“Kami haturkan terima kasih kepada ummat Muslim karena telah mendungkung kami dalam kebaktian rohani/do’a. Dan kami juga suda meminta ijin kepada pemerintah kota karena kami melaksanakan di lapangan Vatulemo,” kata Pendeta Niko pada Habib Saggaf.
Habib Saggaf mendukung kegiatan doa bersama umat Kristiani itu dan Alkhairaat bersedia membantu pengamanan jika dibutuhkan.
Pada kesempatan itu, Habib Saggaf dengan para pendeta ini terlibat diskusi berbagai persoalan hingga perkembangan Palestina. Kata Habib Saggaf, penindasan yang terjadi di Palestina tidak hanya dialami umat Muslim, tetapi ummat Kristiani juga mendapat perlakuan kejam dari kaum Zionis Yahudi.
“Saya mengikuti terus perkembangan yang terjadi saat di Palestina melalui televise,” ujarnya.
Bahkan, lanjutnya, sekarang Yahudi melarang ummat Muslim dan Kristiani untuk mengunjungi tempat bersejarah yang ada di Palestin, seperti di Masjid Al-Aqsa dan ada satu gereja yang bersejarah pada masa sahabat. “Kalau mereka terus menghalangi kita untuk berziarah kesitu, ini berarti bertentangan dengan Hak Asasi Manusia,” kata Habib.
“Yang bisa masuk kesana khusus orang-orang berusia 40 tahun ke atas, kalau di bawah 40 tahun maka mereka akan ditindas oleh Yahudi. Jadi sekarang Muslim dan Kristiani jadi lawannya Yahudi,” Habib menambahkan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar