Minggu, 30 Oktober 2011

SUARA REDAKSI

Bersatu Bersama Sumpah Pemuda

JUMAT akhir pekan lalu, Bangsa Indonesia merayakan peringatan Sumpah Pemuda ke-83. Ada pelbagai cara dan tingkah dalam merayakannya. Di Palu, dan beberapa tempat di Sulawesi Tengah, peringatan ini dirayakan unjukrasa para mahasiswa dan aktivis pemuda serta LSM. Pelbagai isu diangkat, diantaranya sejumalah isu lokal Sulteng. Mulai konflik Sigi hingga penyelesaian kasus Buol. Besar harapan, momentum Sumpah Pemuda menjadi titik balik penyelesaian persoalan-persoalan itu ke arah yang tepat.
Sumpah Pemuda adalah kontrak sosial atau kontrak politik bersejarah , yang telah dibuat secara khidmat bersama-sama oleh angkatan muda dari berbagai golongan suku, agama, aliran politik. Aspek-aspek penting inilah yang harus kita camkan bersama-sama dalam hati kita masing-masing, ketika dewasa ini negara dan bangsa kita sedang menghadapi berbagai krisis. Sebab, kecenderungan-kecenderungan negatif sudah makin terdengar di sana-sini, yang bisa membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa kita. Sebagai akibat politik pemerintahan Orde Baru, telah muncul permusuhan dan pertentangan suku, agama, dan aliran politik.
Pelaksanaan otonomi daerah telah disalahgunakan oleh para oknum korup dan anti-rakyat di banyak daerah. Sumpah Pemuda mengingatkan kita semua bahwa Indonesia ini adalah milik kita bersama, tidak peduli dari kalangan agama atau suku yang mana pun, atau dari kalangan aliran politik yang bagaimana pun. Sumpah Pemuda telah meng-ikrarkan bahwa kita adalah satu bangsa, satu tanah-air dan satu bahasa. Tetapi, Sumpah Pemuda hanya bisa betul-betul dihayati atau dipatuhi, kalau semua merasa mendapat perlakuan yang adil.
Sumpah Pemuda hanya bisa betul-betul diakui atau ditaati secara bersama dengan sepenuh hati, kalau semua merasa dihargai setara. Adalah pengkhianatan terhadap Sumpah Pemuda, kalau ada golongan yang mau memaksakan secara sewenang-wenang fahamnya. Sumpah Pemuda mengingatkan kita semua, bahwa di Indonesia tidak boleh ada golongan yang merasa ditindas, dianak-tirikan, dikucilkan, atau diabaikan.
Dalam perjuangan panjang dan berliku-liku untuk merebut kemerdekaan nasional, Sumpah Pemuda telah merupakan senjata yang ampuh bagi banyak golongan. Dan dalam perjuangan panjang ini telah gugur banyak orang, dan banyak pula yang telah mengorbankan sebagian dari hidup mereka dalam penderitaan. Sekarang ini, setelah bangsa kita sudah merdeka, Sumpah Pemuda masih perlu kita kibarkan terus, dalam menghadapi berbagai persoalan nasional maupun internasional.
Kita semua sedang menghadapi berbagai akibat globalisasi ekonomi dan globalisasi komunikasi. Kita juga sedang menghadapi berbagai dampak dari aksi-aksi terorisme, baik yang dilakukan di tingkat nasional maupun internasional. Kita semua perlu tetap mengibarkan panji-panji Sumpah Pemuda, dalam menghadapi berbagai prahara politik, sosial dan ekonomi, yang mungkin akan muncul lebih serius di masa datang.
Dengan semangat dan jiwa asli Sumpah Pemuda yang dicetuskan dalam tahun 1928, kita perlu berusaha bersama-sama untuk menjadikan Indonesia yang berpenduduk 238 juta orang ini sebagai milik kita bersama. Indonesia adalah untuk semua golongan, yang merupakan berbagai komponen bangsa. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar